Jangan Jadi Setan Bisu, Ini 4 Hal yang Perlu Diperhatikan
Manusia memiliki kemampuan untuk berbicara dan itu perlu disyukuri
Manusia memiliki kemampuan untuk berbicara dan itu perlu disyukuri. Berbicara banyak sekali manfaatnya, mulai dari berkomunikasi, mengajar, mengajak, mendidik, amar ma’ruf nahi munkar hingga mengungkapkan rasa cinta dan lain sebagainya.
Namun tak jarang akibat berbicara yang timbul adalah penyesalan. Penyesalan setelah berbicara bisa jauh lebih besar dari penyesalan tidak berbicara. Karena berbicara ataupun berucap tanpa pertimbangan bisa menimbulkan dampak buruk ketimbang diam.
Itu sebabnya salah satu ciri dari orang beriman ialah lidahnya berada di belakang qalbu dan akalnya. Artinya sebelum berbicara qalbu dan akalnya menjadi filter dari apa yang akan dibicarakannya. Berbeda dengan orang munafik yang menempatkan lidahnya di depan qalbu dan akalnya.
Orang yang beriman juga meyakini bahwa setiap ucapan yang keluar dari mulutnya, ataupun hasil torehan jarinya di media sosial selalu ada yang mengawasinya. “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18).
Nabi Muhammad Saw menunjuk lisan sebagai faktor utama yang bisa membawa bencana dan malapetaka bagi manusia. Bukankah manusia dijungkirbalikkan wajah atau hidung mereka di neraka, kecuali karena lidah mereka? (HR. Tirmidzi).
.Selain itu lisan juga jadi indikator keimanan seseorang. “siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau (lebih baik) diam”. (HR. Bukhari dan Muslim).