Inilah Landasan Dibentuknya Majelis Ikhwan dalam Tarekat
Ilmu tasawuf yang dipelajari dan dibaca adalah teori, praktiknya dapat ditemukan di tarekat
Majelis Ikhwan Tarekat Muhammadiyah Sanusiyah Idrisiyah Indonesia melaksanakan pengajian dan dzikir tolak bala. Acara tersebut diisi dengan pembacaan dzikir Kanz Sa’adah dan doa bersama yang dipimpin oleh wakil ketua majelis ikhwan Drs. K.H. Masykur Yusuf, MA (08/03).
Majelis yang diadakan di Zawiyah Tarekat Muhammadiyah yang juga Aula AMHA Tour Dr. KH. Amirullah Amri turut dihadiri oleh Rais Idarah Wustha JATMAN Sulawesi Selatan Drs. K.H. Sahib Sultan Dg. Nompo (Mursyid Tarekat Khalwatiyah Yusufiyah).
Sebelumnya, acara diawali dengan pengajian dan pengantar kaifiat dzikir oleh Dr. KH. Baharuddin H.S., MA. Beliau menjelaskan bahwa wirid yang diterima bagi seorang murid jamaah tarekat Muhammadiyah terdiri dari tiga tingkatan, yaitu wirid ringan, wirid sedang dan wirid berat.
Menurut Mursyid Tarekat Muhammadiyah Indonesia itu, pengamal tarekat terdiri dari dua golongan. Pertama, golongan al-mutasabbib (yang mempunyai urusan pekerjaan) dan kedua, golongan al-Mutajarrid (yang mempunyai kelapangan waktu dan tidak terikat dengan urusan pekerjaan).
Namun, yang paling utama bagi seorang murid adalah istiqamah, sehingga amaliyah wirid dzikir bagi pengamal tarekat boleh meng-qadanya di waktu lain jika belum berkesempatan.
Menurut beliau, tarekat adalah praktik ilmu tasawuf, dengan kata lain ilmu tasawuf yang dipelajari dan dibaca adalah teori, praktiknya dapat ditemukan di tarekat.