Ini Tips Dampingi Anak Belajar di Rumah
Tak jarang sebagian orang tua ketika menghadapi situasi ini justru jadi kesal
Ketika mendampingi anak belajar sering kali dibutuhkan kesabaran. Tak jarang sebagian orang tua ketika menghadapi situasi ini justru jadi kesal, akhirnya hanya emosi yang meluap dan tumpah ke anak. Kondisi ini tidak baik bagi hubungan anak kepada orang tua dan sebaliknya.
Orang tua mesti berhati-hati dan mempersiapkan diri untuk mendampingi anak belajar di rumah. Sebab dengan pendampingan yang berjalan baik akan berpengaruh positif terhadap respon anak terhadap proses belajar dan cinta kepada ilmu pengetahuan.
Lalu bagaimana tips mendampingi anak belajar di rumah?
1. Kenali Gaya Belajar Anak

Setiap anak memiliki gaya dan tipe belajar yang tidak sama satu sama lain. Kakak bisa berbeda gaya belajarnya dengan adiknya.
Gaya Belajar Visual
Anak ini lebih cepat memahami atau mengingat sesuatu dengan adanya gambar, ilustrasi atau penampakan secara visual. Kemampuannya untuk mengobservasi sesuatu biasanya juga lebih unggul.
Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar ini sangat mengandalkan pendengarannya. Ia akan terganggu jika ada suara yang bising yang membuatnya kehilangan konsentrasi. Lebih cepat paham apabila diperdengarkan. Ketika membaca pun biasanya dengan bersuara.
Gaya Belajar Kinestetik
Anak dengan gaya belajar kinestetik, akan belajar dengan banyak gerakan yang dibuatnya. Bisa dibilang anak ini tidak bisa diam ketika belajar, berbeda dengan visual ataupun auditori. Lebih suka mempraktekkan pelajaran, agar ia cepat paham buat dia mengalami atau mendapatkan pengalaman dalam setiap pelajaran.
2. Ajak Anak Berwudhu dan Berdoa Sebelum Belajar
Belajar bukan hanya agar mengerti, tapi arahkan dan kondisikan anak agar proses belajar itu juga sebagai upaya untuk mengenal dan mendekatkan diri pada yang Maha Mengetahui (Al ‘Alim).
Sehingga awalilah dengan berwudhu. Jadikan pelajaran menjadi bagian untuk menampilkan keesaan, kebesaran dan keagungan Allah Swt. Mempelajari semua ilmu dan pengetahuan itu bernilai ibadah, sebab sumber ilmu dan pengetahuan adalah Dia.
Pasang niat agar belajar demi karena Allah untuk kebaikan sesama. Lalu mohonlah ilmu yang bermanfaat serta ditambahkan pemahaman dan dianugerahi ma’rifah.
3. Persiapkan Sarana Belajar
Tempat yang nyaman juga penting agar anak betah belajar. Perhatikan suhu ruangan dan pencahayaan. Perangkat dan peralatan untuk belajar juga disiapkan, termasuk jika membutuhkan koneksi internet dan gadget.

Hindari hal yang bisa mengalihkan perhatian anak, seperti matikan TV terlebih dahulu. Siapkan juga minuman ketika anak haus.
4. Waktu dan Durasi Belajar yang Tepat
Orang tua yang bijak akan mengerti batas kemampuan fokus anak. Ketika anak sudah mulai jenuh, orang tua bisa rehat sambil melakukan tanya jawab santai. Konsentrasi anak beragam, tapi biasanya 10-30 menit. Anak bisa rehat dan orang tua bisa bicarakan hal menarik untuk memotivasinya lagi.
Pastikan waktu belajar anak adalah ketika anak sehat, dalam kondisi psikologis yang baik, sudah kenyang dan tidak mengantuk.
5. Jangan Mengeluh dan Sabar
Orang tua jangan mengeluh, sabarlah. Jadikan pengalaman belajar bersama anak adalah kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan ini juga bisa membangun hubungan emosional yang baik dengan anak.
Jangan mudah emosi karena kesalahannya. Salah adalah bagian dari proses belajar, hargai pribadi anak. Jangan hakimi kelemahannya. Terlebih menyinggung perasaan dan sering menyalahkannya. Bantu dia untuk memiliki rasa optimis dan percaya diri.
6. Selalu Dukung Anak
Orang tua yang baik akan selalu mendukung potensi anak. Setiap anak itu unik, maka kenali keunikan dan potensinya. Cari terus cara agar bisa terjadi proses interaksi belajar yang efektif dan menyenangkan. Jika perlu komunikasikan dengan guru dan psikolog.

Mendukung anak juga bisa dengan dengan meminta pendapatnya tentang sesuatu. Maka buatlah kesepakatan belajar dengan anak di rumah.
Sehingga belajarnya anak bukan atas keterpaksaan tapi karena anak sudah punya tanggung jawab dan berdaya. Bantu dia untuk memahami apa yang sedang dipelajari, apa manfaat dan fungsinya. Sehingga anak belajar untuk memahami apa yang dilakukannya dan itu sesungguhnya untuk kebaikan dirinya.