Ini Pentingnya Talqin Dzikir Menurut Syekh Abdul Qadir Al Jailani
Talqin berasal dari kata laqqana yulaqqinu yang berarti memberi pelajaran
Walhasil talqin dzikir ialah praktik yang telah dilakukan oleh Nabi kepada sahabatnya sayyidina Ali yang terus bersambung hingga para sahabat lainnya. Yang kemudian talqin dzikir ini dilanjutkan dan dilestarikan dari generasi ke generasi oleh para wali Allah kepada para murid yang menempuh jalan menuju Allah (Salik).
Talqin Dzikir Adalah Alat
Menurut Sulthanul Auliya, talqin dzikir ini merupakan alat untuk memangkas apapun selain Allah dari qalbu yang mentalqin. Sehingga nantinya di dalam qalbu orang yang ditalqin itu hanyalah Allah tiada yang lain.
Jika taubat secara umum ialah kembali dari maksiat menuju taat, dari buruk ke baik. Maka taubat secara khusus ialah upaya setelah taubat tadi itu untuk meninggalkan apapun selain Allah, merasa harmoni dengannya, serta melihat Allah secara Ainul Yaqin (Musyahadah).
Sedangkan musyahadah kata Syekh Abdul Qadir, tidak mungkin diperoleh kecuali melalui talqin dzikir dari seorang syekh yang sudah sampai (ma’rifat) yang diterimanya dari syekh sebelumnya. Kemudian melengkapi kekurangan dari apa yang Allah perintahkan (kepadanya) dan melalui perantara (washitah) Nabi Muhammad Saw.
Jadi talqin ialah cara taubat tingkat khusus setelah sebelumnya bertaubat dari kesalahan dan dosa yang diperbuat. Melalui taubat inilah qalbunya hidup dan bersih dari apapun selain Allah sehingga mencapai musyahadah.
Musyahadah sendiri merupakan aplikasi dari Ihsan yang merupakan satu bagian dari 3 rukun agama selain Islam dan Iman.
“Apa itu Ihsan,” tanya Jibril. Nabi Saw menjawab: “engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya (musyahadah). Apabila kamu tidak mampu melihatnya maka sesungguhnya Dia melihatmu. Sebagaimana dalam hadis Jibril yang panjang yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.