Ini Pentingnya Skala Prioritas
Baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat
JAKARTA – Muslim yang baik senantiasa menggunakan skala prioritas baik dalam berpikir, berucap, maupun dalam bersikap. Nabi bersabda, “Baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Hal hal yang tidak bermanfaat tersebut menurut Ibnu Rajab Al Hambali mencakup; hal yang haram (al muharramat), hal yang syubhat (al musytabihat), hal yang makruh (al makruhat) serta hal-hal mubah yang sebetulnya tidak kita perlukan (fudhulul mubahat allati la yahtaju ilaiha).
Hamzah Al Kinani menempatkan hadis tersebut mencakup sepertiga Islam, selain hadis yang menerangkan niat atau motif seseorang dalam beramal (innamal a’malu binniyyat…) dan hadis tentang kejelasan yang halal dan haram serta yang syubhat di antara keduanya (al halalu bayyinun wal haramu bayyinun wa bainahuma musyabbahat...).
Hadis ini bicara tentang pentingnya bagi kita untuk meninggalkan sesuatu yang tidak kita perlukan, tidak bermanfaat, dan tidak mengundang ridha Allah SWT.
Imam Al Ghazali berkata, seandainya engkau habiskan waktu bicaramu (yang tidak penting dan tidak berfaedah) untuk berzikir dan berpikir maka akan terbuka rahmat Allah bagimu. Hal tersebut lantaran selamat dari maksiatnya ucapan dan kerugian-kerugian lain yang disebabkan menyia-nyiakan waktu.
Singkatnya, kesempurnaan Islam dan Imannya seseorang bisa dinilai dari bagaimana seseorang menentukan prioritas, apa yang mesti dipentingkan dan apa yang seharusnya didahulukan dan diperlukan untuk dipikirkan, diucapkan ataupun dilakukan. Wallahu a’lam bisshawab.