Ini Pangan Lokal, Sumber Karbohidrat Selain Nasi

Ada satu ciri khas kebanyakan orang Indonesia yang bisa ditemukan di mana pun bahkan di luar negeri sekalipun, yaitu “merasa belum makan kalau belum ketemu nasi”. Meskipun sebelumnya sudah melahap roti, mi, biskuit, dan lain-lain.

Nah, apakah Anda juga termasuk yang demikian?

Wajar jika kebanyakan orang Indonesia menganggap makan itu hanya nasi. Menurut data, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia dalam konsumsi domestik beras, sekitar 90 persen penduduk Indonesia mengonsumsi beras.

Padahal, Indonesia merupakan penghasil berbagai sumber pangan selain nasi atau beras, yang juga sama-sama bisa menggantikan peran nasi sebagai sumber energi Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Apa saja sumber pangan itu?

Singkong

Foto: David Monniaux.

Di kampung-kampung di Indonesia, singkong kerap disajikan sebagai camilan atau teman ngopi. Artinya hanya sebagai makanan sampingan. Tapi sebetulnya singkong bisa menjadi sumber karbohidrat pengganti nasi.

Singkong dikenal dengan nama lain ketela pohon atau ubi kayu. Dalam 100 gram singkong ada kandungan 154 kalori, 31mg vitamin C, 1,1mg besi, 77mg kalsium dan 0.9 gram serat. Sepotong singkong ukuran sedang menyediakan energi setara dengan seporsi nasi.

Singkong mulai ditanam di Indonesia secara komersial sekitar tahun 1810. Ketika terjadi krisis pangan tahun 1914-1918 singkong mulai menduduki posisi pangan pokok selain beras dan jagung.

Di Jawa, singkong diolah menjadi berbagai penganan tradisional seperti getuk, sawut, tape singkong dan tiwul. Singkong juga diolah menjadi tepung mocaf yang bisa menggantikan terigu.

Saat ini menu makanan berbahan singkong pun sudah masuk ke kafe-kafe atau resto modern, tentu saja dengan nama-nama menu modern seperti crispy cassava, sweet cassava, cassava steam sweet dan lain sebagainya.

Jagung

Foto: NEOSiAM 2020.

Jagung juga dikenal sebagai pengganti nasi. Bahkan di sejumlah daerah seperti Madura dan Nusa Tenggara Timur (NTT), jagung menjadi makanan pokok. Anda tentu kenal dengan nasi jagung, kan?

Pada tiga biji jagung segar ukuran sedang, ada kandungan gizi yang sama dengan seporsi nasi. Bahkan jagung punya kelebihan, yakni memiliki serat lebih dari 6 gram, sehingga membuat kenyang walaupun dengan porsi yang lebih sedikit daripada nasi.

Jagung mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 yang dibawa oleh para penjelajah Portugis.

Jagung juga mudah diolah menjadi makanan, bahkan cukup dengan direbus jagung sudah bisa dimakan. Tapi saat ini jagung sudah diolah secara kreatif menjadi makanan yang menarik. Paling populer adalah popcorn yang dulu dikenal dengan nama berondong. Jagung juga bisa diolah menjadi mi jagung, macaroni jagung, tortilla jagung, bubur jagung, hingga jagung susu dan keju atau jasuke.

Sagu

Foto: foxyfolksy.com.

Masyarakat di wilayah Indonesia Timur tentu saja akrab dengan sagu. Sagu di sana seperti halnya nasi di daerah lain, menjadi makanan pokok yang dikenal dengan papeda.

Sagu merupakan tepung yang dihasilkan pohon sagu. Dalam 100 gram sagu terkandung 355 kalori, 167mg fosfor, 2,2 mg besi, 91mg kalsium, dan 0,3 gram serat.

Untuk mendapatkan energi setara dengan seporsi nasi, cukup hanya dengan 8 sendok makan tepung sagu. Luar biasa, bukan.

Ubi Jalar

Foto: pangannusantara.bkp.pertanian.go.id.

Seperti saudaranya, singkong, ubi jalar juga bisa diolah menjadi beragam makanan yang lezat. Dari mulai yang konvesional seperti digoreng, direbus, atau dibuat kolak, hingga menjadi penganan modern seperti kue pie dengan beragam rasa dan isian.

Pada 100 gram ubi jalar terdapat kandungan 151 kalori, 10,5 mg Vitamin C, 0,7 mg besi, 29 mg kalsium dan 0,7 gram serat. Makan satu buah ubi ukuran sedang sama dengan seporsi nasi.

Nah, berbagai sumber pangan lokal ini merupakan anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan seharusnya dikelola dengan baik, karena belum tentu negara lain memiliki alam yang subur seperti negeri kita yang bisa menjadi sumber beragam bahan pangan.

Isu kekurangan pangan global di masa depan, sejatinya tidak perlu menjadi kekhawatiran kalau saja kita tidak terpaku pada bahan makanan pokok berupa beras atau gandum saja. Sebab anugerah Tuhan itu begitu luas, termasuk dalam menyediakan bahan makanan bagi manusia.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...