Bagi para penggila merek atau label ketika melihat sebuah produk baik pakaian, perabot, elektronik dan lain-lain, pasti yang ditanya made-in mana?
Bayangkan misalnya, ketika kita mengenakan baju baru lalu melihat labelnya “Made in Bangladesh”, apa yang ada dalam pikiran kita? Kebanyakan orang punya penilaian tersendiri tentang negara dengan reputasi tertentu.
Itulah yang mempengaruhi pandangan dia tentang sebuah label merek. Padahal bisa jadi, kemeja made-in Bangladesh memiliki kualitas yang sama yang buatan negara lain, Jerman atau Brazil misalnya. Tapi itulah kenyataannya. Reputasi sebuah negara turut mempengaruhi pandangan orang terhadap produk yang dihasilkan negara tersebut.
Dengan demikian, pandangan seperti itu memiliki dampak yang besar terhadap kesuksesan sebuah produk asal negara tertentu di pasar internasional.
Ketika seseorang membeli produk asal Bangladesh, dia tentu secara otomatis akan membayangkan tentang negara tersebut dengan segala hal yang ada di dalamnya, bahkan seberapa bagus pun produk tersebut.
Sebuah produk dengan label “Made in Germany” barangkali akan lebih dianggap berkualitas. Meskipun persepsi tersebut belum tentu benar. Kenapa? Karena dunia lebih mempercayai reputasi Jerman.
Sebuah survei mengenai hal ini pernah dilakukan sebuah lembaga statistik di Hamburg Jerman, bernama Statista. Survey tersebut menunjukkan, konsumen di banyak negara sangat menghargai kehebatan Jerman dalam memproduksi berbagai produk. Lebih tinggi dibandingkan negara manapun.
Survei Statista dilakukan bersama Dalia Research, juga sebuah lembaga riset pasar yang berbasis di Berlin, Jerman, yang pernah membuat daftar negara-negara yang paling prestisius dalam hal kualitas dan reputasi produk.
Misalnya, ketika sebuah produk dilabeli “Made In negara itu” prestisenya menjadi naik atau positif.
Survey yang diberi nama Made-in-Country-Index (MICI) dilakukan kepada lebih dari 43.000 responden di 52 negara di berbagai belahan dunia.
Dalam survei tersebut, setiap responden diberi kesempatan menilai dan menyebut tiga negara yang paling bagus dalam kualitas produknya.
Secara umum, produk-produk “made-in Germany” berada di posisi teratas. Kebanyakan responden memuji kualitas dan standar keamanan yang tinggi dari produk-produk buatan Jerman.
Jerman memang dikenal memiliki brand-brand terkenal yang memiliki citra yang sangat kuat serta berorientasi pada kualitas. Sebut saja Volkswagen atau VW.
Yang menarik, menurut survey tersebut, produk China menempati urutan terakhir. Meski di negerinya sendiri produk “Made In China” menempati tempat paling prestisius, namun di Hong Kong, responden memberi peringkat paling buruk.
Namun begitu, produk-produk China dianggap yang paling ramah dengan kantong.
Bagaimana dengan Indonesia? Dalam survey ini, posisinya masih berada di bawah, yaitu di peringkat ke-4 dari bawah.