Ingin Disebut Ulul Albab? Ini Kriterianya

Albab merupakan jama’ dari lub yang bermakna Al-Aqlu atau akal

MADIUN – Al-Quran telah memberikan tuntunan bahwa alam semesta dan segala hal yang terjadi baik di masa lalu maupun yang akan datang menjadi tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT (ayat kauniyah). Di dalam banyak kesempatan, ia juga menyuguhkan ayat-ayatnya berupa perumpamaan yang patut kita renungkan dan petik menjadi pelajaran (ayat qur’aniyah).

Di dalam surah Ali Imran ayat 190-191 Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi Ulul Albab. (yaitu) orang-orang yang berzikir (mengingat) Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring, serta berpikir tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata) Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari siksa azab neraka.”

Albab merupakan jama’ dari lub yang dalam kamus Mu’jam Al-Wasith bermakna Al-Aqlu atau akal. Ulul Albab berarti orang-orang yang berakal. Ada dua aktifitas yang senantiasa dilakukan oleh Ulul albab, yaitu berzikir dan berpikir.

Berzikir yaitu dengan menyebut/mengingat Allah. Objeknya ialah Sang Pencipta. Berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Objeknya ialah ciptaan-Nya.

Di dalam kitab Jamharat Al-Auliya’ zikir merupakan kunci untuk dekat dengan Allah SWT, mampu mengundang dan menarik aneka kebaikan serta menjadi pelipur bagi segala kegundahan dan keterasingan, dengannya pula seseorang bisa meraih ma’rifatullah (Juz 1 Halaman 88).

Menurut Imam Nawawi, zikir bisa dilakukan dengan qalbu dan lisan, yang terbaik tentu dengan keduanya. Namun jika diminta untuk memilih media untuk berzikir, maka qalbu yang senantiasa berzikir tentu lebih utama.

Singkatnya, orang-orang yang berakal (Ulul Albab) ialah mereka yang senantiasa berzikir (mengingat Allah) dalam setiap kondisi, dan berpikir menyangkut alam semesta serta mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah-Nya. Serta sadar dan bersaksi bahwa segala apa yang Allah ciptakan mengandung hikmah. Ia juga senantiasa menyucikan-Nya dan memohon hidayah dan taufiq-Nya agar selamat dari azab-Nya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...