Indonesia Darurat Stunting, Cegah dengan Cara Ini

Satu dari lima anak di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan

Satu dari lima anak di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan. Hal itu terjadi karena kekurangan gizi. Akibatnya terjadi stunting, dimana tinggi badan anak lebih pendek dari anak lain seusianya. Dengan kata lain tinggi badannya di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi. Bahayanya, otak anak sulit berkembang dan tubuh sulit tumbuh. Kekurangan gizi ini terjadi sejak masa kandungan dan pada masa awal kelahiran hingga dua tahun. Seperti kita tahu pertumbuhan otak hingga 80% terjadi pada dua tahun pertama kehidupan.

Anak yang mengalami stunting memiliki dampak yang buruk. Seperti mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, fungsi tubuh tak seimbang, postur tubuh tak maksimal, kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas yang rendah. Kondisi seperti ini tentu membahayakan Indonesia yang tengah mempersiapkan generasi yang sehat, cerdas dan tangguh di masa mendatang. Tanpa membangun kesehatan yang baik sulit kita mendapatkan SDM yang berkualitas.

Lalu apa saja cara untuk mencegah terjadinya stunting yang meluas di Indonesia?

Pertama, pengetahuan ayah dan ibu tentang kesehatan anak dan pemenuhan gizi

Salah satu penyebab adanya stunting karena minimnya pengetahuan orang tua. Itu sebabnya pendidikan dan pembelajaran pra nikah penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi. Kampanye dan edukasi dari seluruh pemangku kepentingan, dunia usaha, media massa dan masyarakat umum serta dai untuk pencegahan stunting perlu masif dilakukan.

Foto: Lina Kivaka
Kedua, makanan bergizi yang bisa diakses dengan mudah

Pemenuhan gizi ibu semasa hamil mutlak diperlukan. Ibu dan anak mesti mendapat asupan makanan yang sehat dan bergizi. Mulai dari nutrisi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, zat besi, zinc dan sebagainya. Seluruh pemangku kepentingan, pembuat kebijakan serta pihak swasta mesti komitmen bahu membahu membantu keluarga yang kurang dari sisi ekonomi agar bisa mengakses makanan bergizi dengan mudah dan murah.

Foto: Burst
Baca Lainnya
Komentar
Loading...