Ijazah Sanad dan Pelantikan Pengurus Ikhwan Tarekat Al Muhmmadiyah Sulsel dan Makassar
Tarekat yang benar dan sahih dari aspek Iman, Islam dan Ihsannya
Sabtu, 26 September 2020, Majelis Ikhwan Tarekat Al-Muhammadiyah Al-Sanusiyah Al-Idrisiyah Indonesia menggelar kegiatan penuh berkah dan khidmat, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Acara diawali dengan shalat Ashar berjamaah, khatm al-Quran, dan zikir Kanz Sa’adah yang dipimpin oleh KH. Masykur Yusuf, MA dan tim.
Selepas shalat maghrib dilanjutkan dengan sambutan ketua Majelis Ikhwan Dr. KH. Amirullah Amri, MA., dilanjutkan tausiyah oleh Mursyid Tarekat Al Muhammadiyah Asia Tenggara.
Adapun kegiatan setelah shalat Isya adalah pengijazahan sanad tarekat dan pelantikan pengurus Ikhwan Prov. Sulsel dan Kota Makassar oleh Syekh Dr. KH. Baharuddin Abduh Al-Shafa, MA.
Kerinduan ikhwan Tarekat Al-Muhammadiyah Al-Sanusiyah Al-Idrisiyah Indonesia terobati dengan Pengasas Pertubuhan Tarekat Muhammadiyah (FATIM) Dato’ Syekh Haji Muhammad Fuad bin Kamaludin setelah menyampaikan tausiah virtual aplikasi Zoom Meeting, live dari Malaysia.
Hadir sekitar 230 ikhwan tarekat di Zawiyah Tarekat Al-Muhammadiyah (AMHA Tour), jamaah virtual dari Malaysia, serta berbagai daerah lainnya.
Acara yang diadakan di aula Amha Tour, Makassar ini turut dihadiri Raisul Mustasyar Tarekat Muhammadiyah Indonesia, Prof. Dr. H. Abdul Kadir Ahmad, MS, APU, Syekh Drs. KH. Sahib Sultan Karaeng Nompo Syekh Yusuf, Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. Muh. Jusuf Dr. KH. Muammar Bakry, Lc., MA., dan Guru Besar UNHAS Prof. Dr. H. M. Arifin Hamid, S.H., M.H.
Al Qur’an dan Sunnah Pedoman Tarekat Muhammadiyah
“Tarekat Al-Muhammadiyah merupakan tarekat yang benar dan sahih dari aspek aqidah (Iman), fiqh (Islam) dan tasawufnya (Ihsan). Kerana al-Quran dan Sunnah adalah pedomannya,” ucap Dato’ Syekh Haji Muhammad Fuad dalam tausiahnya.
Beliau mengutip perkataan Imam Muhammad Ibn Ali al Sanusi yang menyatakan, “Tidaklah tarekat ini dinamakan dengan al-Muhammadiyah kerana salikin yang berjalan di atasnya menjalankan sunnah Nabi Muhammad ﷺ dari hal-hal kepada sebesar-besar perkara sunnah rasul.”
Tarekat al-Muhammadiyah juga adalah tarekat anbiya’ kerana terdapat dua Nabi yang berada dalam sanad kita yaitu Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Khidir as. Ia juga adalah tarekat para ulama dan auliya kerana kebanyakan pelopor dan pembesar dalam tarekat ini ialah ulama’ dan wali.
Bulan Safar merupakan bulan kewafatan beberapa penyangga dalam kalangan Sadah Sanusiah, diantaranya Imam Muhammad Ibn Ali al Sanusi (wafat 9 Safar 1276 H), Sayyid Muhammad al Mahdi al Sanusi (w. 24 Safar 1320 H), Sayyid Ahmad Malik al ‘Arabi al Sanusi (26 Safar 1434 H) dan Sayyid Nu’man al ‘Arabi al Sanusi (9 Safar 1440 H).
Pada majelis itu, Dato’ Syekh Haji Muhammad Fuad kembali menegaskan bahwa, Syekh Dr. KH. Baharuddin Abduh al Shafa, MA. bukan hanya Syekh Tarekat Muhammadiyah Sulawesi, tetapi mencakup seluruh Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar semua ikhwan di Indonesia dapat mengambil hikmah dan perkara-perkara ilmu yang dapat mendukung perjuangan beliau dalam mengembangkan Ikhwan Al-Muhammadiyah di Indonesia.
Penganugerahan sanad tarekat al-Muhammadiyah diberikan kepada beberapa tokoh, diantaranya adalah Dr. Ir. Hj. Majdah M. Zain, M.Si (Rektor UIM yang juga istri mantan Wagub Sulsel H. Agus Arifin Nu’mang), anggota Dewan terhormat Drs. H. Yunus HJ., ada pula muballigh ternama Ustadz Ashar Tomanggong yang dikenal dengan sebutan Ustadz ATM dan ustadz Dr. H. Usman Jasad, MA., sejumlah pengurus MUI, kalangan tokoh perguruan tinggi, pendidik dan ratusan orang lainnya.
Pelantikan pengurus ikhwan tarekat al-Muhammadiyah tingkat Provinsi dan Kota Makassar merupakan pelantikan ketiga setelah Majelis Ikhwan Wajo dan Bone. Akhirnya acara ditutup dengan doa oleh Prof. H. Najamuddin H.S., Ph.D.
Harapan dan doa, semoga ukhuwah dua negara yang terjalin ini terus kekal terpelihara dan diharap agar keaslian tarekat yang suci ini dapat berkembang meluas bukan hanya di Asia Tenggara, tetapi ke seluruh dunia. Amin.