Ibnu Sina
Di masanya, ia dikenal sebagai pelopor ilmu kedokteran eksperimental
“Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, yang ada adalah belum ada upaya optimal untuk menemukannya.”
Penyakit atau virus baru akan terus bermunculan sepanjang sejarah peradaban manusia, meskipun sebetulnya tidak ada yang benar-benar baru, yang ada adalah perkembangan atau mutasi dari virus atau penyakit yang telah ada sebelumnya.
Butuh orang-orang seperti Ibnu Sina, atau di Barat dikenal dengan nama Avicenna, yang punya keseriusan dan totalitas di dunia medis untuk menemukan penyembuh atau obat/vaksin agar penyakit dan virus baru tidak menyebabkan punahnya peradaban manusia karena wabah penyakit.
Ibnu Sina dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran. Di masanya, ia dikenal sebagai pelopor ilmu kedokteran eksperimental, hal ini berkat sederet penemuan penting di dunia kedokteran, salah satunya tentang tuberculosis (TBC).
Ibnu Sina juga merupakan dokter pertama yang mendiagnosa penyakit meningitis, bagian mata, dan katup jantung, serta temuannya saraf yang terhubung dengan nyeri otot.

Mahakaryanya hingga kini masih menjadi rujukan dan bahan penelitian bagi pegiat di dunia kedokteran. Yaitu, buku ensiklopedia filsafat “Kitab al-Shifa” (Buku Penyembuhan) dan “The Canon of Medicine.”