Hosni Mubarak: Kekuasaan Tak Dibawa Mati
Kalimat tersebut pernah diungkapkan Hosni Mubarak sekitar tahun 1981
Karir Mubarak terus menanjak, ia dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal untuk Kepala Staf Angkatan Udara dan pada 1972 ia diangkat menjadi Komandan Angkatan Udara Mesir. Pada saat memegang jabatan inilah Mubarak punya peran penting dalam perencanaan perang Oktober 1973.
Angkatan Udara yang dipimpin Mubarak berperan penting melintasi Terusan Suez yang akhirnya menjadi kemenangan tentara Mesir. Kemenangan inilah yang kemudian diingat rakyat Mesir, dan menjuluki Mubarak dengan sebutan Pahlawan Perang Oktober.
Mubarak kemudian dipilih sebagai wakil presiden Mesir oleh pendahulunya, Presiden Mohamed Anwar Sadat. Dan pada 14 Oktober 1981, ia akhirnya diangkat menjadi Presiden Republik Arab Mesir menggantikan Anwar Sadat yang dibunuh dalam upacara peringatan Oktober. Hosni Mubarak kemudian memimpi Mesir selama tiga dekade.
Pemerintahan Mubarak selama 30 tahun adalah yang terpanjang dalam sejarah Mesir. Hingga penggulingannya di tahun 2011 Mubarak adalah satu-satunya penguasa yang pernah dikenal oleh banyak pemuda Mesir.
Sebagaimana kebiasaan orang yang berkuasa terlalu lama, apa yang dialami Mubarak juga demikian. Kendati kemiskinan di Mesir meningkat, korupsi terjadi di pemerintahan, namun Mubarak tampak menikmati gaya hidup mewah di banyak istana dan vilanya. Ternyata, kekuasaan tidak bisa selamanya. Rakyat Mesir marah, dan berkehendak menggulingkannya.
Penggulingan kekuasaan Hosni Mubarak tampaknya seperti gempa politik besar, yang tidak hanya menghancurkan kekuasaan di Mesir tapi juga di sejumlah negara Timur Tengah. Negara-negara di sekitarnya, seperti Tunisia dan Libya kemudian juga mengalami hal yang sama.