Hijrah dari Ketergantungan Produk Impor

Peringatan 1 Muharram tidak bisa terlepas dari sejarah hijrah Nabi Saw. dari Mekah ke Madinah. Hijrah makna awalnya, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari peluang kehidupan baru.

Sekarang, hijrah dapat dimaknai dari banyak sisi. Bukan saja dalam arti berpindah tempat. Berubah dari yang buruk menjadi lebih baik, juga hijrah. Termasuk dalam konteks kebangsaan berpindah dari bangsa kurang berdaulat menjadi berdaulat. Seperti diungkapkan oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin.

Dalam momentum 1 Muharram Wapres mengatakan, rakyat Indonesia harus berhijrah dari ketergantungan produk impor dan membangun kemandirian bangsa dengan mengembangkan produk dalam negeri.

“Kita harus berhijrah dari ketergantungan terhadap produk-produk impor. Kita membangun kemandirian bangsa dan berdikari di bidang ekonomi,” kata KH. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan acara Festival Satu Muharram 1443 H Provinsi Sumatera Barat yang dilakukan secara daring, Selasa (10/8).

Wapres yang juga mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan hal tersebut setelah melihat ikhtiar hijrah ekonomi yang dilakukan Sumatera Barat yang makin kuat. Salah satunya dengan melakukan penguatan ekonomi dan keuangan syariah.

Menurut Kiai Ma’ruf, peristiwa hijrah mempunyai makna penting yaitu sebagai momentum untuk menuju kondisi yang lebih baik dengan melakukan transformasi dan reformasi tatanan yang ada.

Karena itu, ia berharap bahwa semangat hijrah juga dapat menginspirasi bangsa Indonesia untuk bertransformasi menuju bangsa yang maju, bebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Salah satunya dengan tidak tergantung dengan produk-produk impor dan membangun kemandirian di dalam negeri sendiri.

#hijrah #muharram #wapres

Baca Lainnya
Komentar
Loading...