Hari “Kasih Sayang” versi Rasulullah

Ajaran-ajaran Islam, penuh dengan kelembutan, kasih sayang terhadap sesama

“Hadza laisa yaumil malhamah, walakinna hadza yaumul marhamah, wa antum thulaqa…”

Hari ini bukanlah hari pembantaian, tapi hari kasih sayang dan kalian semua dimaafkan (dimerdekakan) untuk kembali kepada keluarga masing-masing.

Kalimat di atas adalah pidato Rasulullah Muhammad Saw ketika berhasil menaklukkan kota Mekah atau yang dikenal dengan “Fathu Makkah”.

Rasulullah menekankan kata “yaumul marhamah” yang artinya hari penuh kasih sayang, bukan “yaumul malhamah”, hari pembantaian.

Apakah Islam mengenal Hari Kasih Sayang?

Islam sendiri bermakna “salaam”, kedamaian atau keselamatan yang hanya dapat diwujudkan dengan sikap saling mengasihi serta saling menyayangi. Ajaran-ajaran Islam, penuh dengan kelembutan, kasih sayang terhadap sesama. Tapi juga mengajarkan sikap yang tegas bahkan keras terhadap perilaku kufur dan kezaliman.

Kenapa Rasulullah harus menaklukkan kota Mekah kala itu? Sebab perilaku manusia dan penguasa di kota itu terus-menerus berupaya merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan. Rasulullah sendiri terusir dari Mekah karena berupaya menegakkan kebenaran.

Dalam catatan sejarah, peristiwa penaklukkan kota Mekah terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah.

Setelah Mekah berhasil ditundukkan, Rasulullah kemudian membangun kekuatan Islam yang membungkam arogansi kekuasaan kaum Quraisy yang berpusat di sana.

Tidak terbayangkan oleh mereka, Muhammad atau Ahmad yang dulu sangat mereka benci dan bahkan mereka anggap gila, kini kembali ke kota mereka sebagai seorang pemimpin besar. Muhammad sanggup merebut Kota Suci itu dengan kemenangan yang gemilang.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...