Habib Quraish: Bukan “Bakti Kepada Orang Tua” Tapi “Bakti Bersama Orang Tua”
Secara spesifik al Quran meminta supaya anak bersama orang tua
Wa qadhaa Rabbuka allaa ta’buduu illaa iyyaahu wa bil waalidaini ihsaana
“Allah menetapkan, kamu jangan menyembah kecuali dia, dan bersama orang tua hendaklah kamu berbakti.” (Surah Al Isra: 23).
Kata ‘kepada’ itu memberi kesan jarak, “Saya berangkat dari sini kesana, ini kepada kamu.”
Tetapi kalau Dia berkata ‘bersama’, maka tidak ada jarak antara anak dan orang tuanya dalam pengertian itu, dalam kebaktian itu.
Jadi semakin dekat anak kepada orang tua itu semakin baik. Bukan hanya kedekatan dalam pikirannya, dalam keinginannya tapi juga dalam fisik. Itu sebabnya berbakti bersama.
Imma yablughanna ‘indakal kibara. “Kalau orang tuamu telah mencapai usia tua padamu (bersamamu),” (Surah Al Isra: 23).
Jadi orang tua usia tua, jangan taruh dia di tempat pengasingan, jangan taruh dia di panti jompo. Tapi dia hendaknya bersama kamu.
Secara spesifik al Quran meminta supaya anak bersama orang tua.
Paling tidak, kalau situasi tidak demikian, boleh jadi tidak harus serumah, tapi anak harus sering berkunjung kepada orang tuanya, harus merasa dekat dengan orang tuanya, sehingga merasakan problemanya, itu yang dimaksud.
Berbakti itu lebih dari kewajiban. Terjemahan dari berbakti dalam al Quran itu ihsan.
Ihsan itu adalah memberi lebih banyak dari yang mesti anda beri, menuntut lebih sedikit dari yang mesti anda tuntut.
Jadi, sekedar memberi kebutuhan hidupnya itu baru berbuat baik. Yang diminta berilah dia melebihi kebutuhannya. Yang diminta tuntutlah lebih sedikit dari yang seharusnya anda peroleh.
Sekedar memberi uang bulanan belum tentu disebut berbakti. Harus melebihi dari apa yang wajib, yang wajib dilakukan sudah baik. Tetapi anda dituntut untuk berbakti.
Diambil dari uraian Prof. Dr. M. Quraish Shihab dalam YouTube Shihab & Shihab dengan tema Ridho Orang Tua Kunci Surga.