Setiap tahun, Haul Guru Sekumpul di Bumi Borneo, Kalimantan Selatan dihadiri oleh jutaan jamaah. Tidak saja oleh masyarakat sekitar Kalimantan, tapi juga oleh masyarakat dari Pulau Jawa dan daerah lainnya di Indonesia.
Bahkan, jamaah dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam hingga ulama dan para habaib dari Timur Tengah juga rutin menghadiri haul ulama kharismatik asal Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan ini.
Jika haul dilaksanakan, seperti pada tanggal 1 Maret 2020 malam yang lalu, suasana di daerah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, tempat digelarnya haul, ramai oleh jamaah yang berdatangan dari berbagai penjuru.
Haul biasanya berpusat di Mushala Ar-Raudhah Sekumpul. Daerah tersebut seperti magnet yang menarik banyak masyarakat yang mengenal Guru Sekumpul serta meyakini keberkahan menghadiri haul beliau.
Mereka, para jamaah, datang baik dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan roda dua, mobil, kapal, pesawat komersial hingga pesawat pribadi. Masyarakat sekitar lokasi haul di daerah Sekumpul juga tak kalah cintanya terhadap sang guru, mereka tak kenal lelah menyediakan makanan, minuman, penginapan, hingga tumpangan, yang semuanya gratis untuk para jamaah yang datang.

Siapakah Guru Sekumpul?
Guru Sekumpul adalah ulama kharismatik asal Kelurahan Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Nama lengkapnya, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari.
Semasa hidup beliau dikenal sebagai ulama dan tokoh masyarakat yang kharismatik dan sangat populer di Kalimantan. Guru Sekumpul lahir di Tunggul Irang, Martapura pada 11 Februari 1942 dan wafat di Martapura pada 10 Agustus 2005 di usia 63 tahun.
Guru Sekumpul dikenal dengan kealimannya dalam ilmu agama dan jasanya dalam menyebarluaskan ajaran Islam di Kalimantan Selatan. Beliau merupakan keturunan ulama besar Kesultanan Banjar Syekh Arsyad Al Banjari. Beliau telah hafal Al Qur’an pada usia 7 tahun dan hafal beberapa kitab hadits. Beranjak dewasa beliau menulis banyak kitab.
Guru Sekumpul menulis banyak karya dalam Bahasa Arab. Di antaranya, yang terkenal adalah Risalah Mubarakah, Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani, Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah, dan Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil azham Muhammad bin Ali Baalawy.
Guru Sekumpul memiliki dua orang putra, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali, yang saat ini selalu terlibat memimpin acara Haul sang ayah yang dihadiri jutaan manusia.
Kehadiran lautan jamaah pada setiap acahara Haul, menunjukkan bahwa Guru Sekumpul adalah sosok yang sangat dicintai. Gelar Abah Guru Sekumpul, yang merujuk tempat kelahirannya juga menambah kedekatan masyarakat pada sosoknya. Semasa hidup, isi ceramah-ceramah yang beliau sampaikan selalu sarat dengan pelajaran dan hikmah.
Ajarannya
Guru Sekumpul juga mengajarkan buku-buku yang ditulis ulama dari berbagai bidang keilmuan, seperti Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali, Kitab Sifat 20 karya Utsman bin Abdullah bin al-Alawi, Al-’lmu An-Nabras fi at-Tanbih ’Ala Manhaj al-Akyasi karya Sayyid Abdullah bin Alawi bin Hasan Al-Athas, serta Tanbih al-Mughtarin oleh Abdul Wahab Asy-Sya’rani.
Dalam pengajian yang disampaikan, beliau selalu mengajarkan pentingnya meniru akhlak generasi emas yang dekat dengan zaman Rasulullah Saw. Yakni, senantiasa teguh meyakini Alquran dan Sunnah, baik dalam perkataan maupun perbuatan, berserah diri kepada Allah, serta ikhlas dalam berilmu dan beramal.
Anjuran-anjuran lain yang sering beliau sampaikan di antaranya adalah agar berhijrah menuju kondisi yang lebih baik, meninggalkan perbuatan munafik, bersabar dengan ujian, meningkatkan ibadah, sering mengingat kematian dan jangan banyak tertawa, banyak takut kepada Allah, hingga anjuran untuk senantiasa bersikap wara’ (menjaga diri) dari syahwat dan dunia.
Guru Sekumpul dikenal juga sebagai pengajar tarekat Sammaniyah. Tarekat yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim pada awal abad ke-18 di Madinah. Konon, tokoh yang membawa tarekat Sammaniyah ke Banjar adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Ajaran utama tarekat ini adalah pentingnya berzikir kepada Allah.
Sejak tahun 1970-an, pengajian yang digelar Guru Sekumpul setiap Rabu pagi, Kamis dan Ahad, serta malam Rabu, Sabtu dan Minggu, senantiasa mengajarkan tarekat Sammaniyah. Jamaah yang mengikuti pengajian tersebut berjumlah ribuan.
Makam Guru Sekumpul yang terletak sekitar dua Kilometer dari pusat kota Martapura di Kabupaten Banjar selalu ramai oleh jemaah yang tak henti berziarah selama 24 jam.
Pada setiap peringatan haul Guru Sekumpul, sejumlah pejabat baik pusat maupun daerah dari mulai Presiden, politisi, pengusaha, dan lain sebagainya hadir ke Makam Guru Sekumpul.
Ada banyak karomah Guru Sekumpul yang dipercaya masyarakat sehingga makam beliau menjadi magnet hingga sekarang. Mulai dari bisa melihat hal-hal yang ghaib atau bertemu cucu Nabi. Namun demikian Guru Sekumpul sendiri menegaskan bahwa kedekatan dengan Allah itulah karamah yang sesungguhnya