DEPOK – “Gitu aja kok repot!” sebuah jargon yang nampaknya sudah familiar di telinga kita, dari seorang tokoh besar NU yang juga Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Meskipun terkesan seperti celetukan yang tak bermakna. Namun jika kita coba perhatikan dan resapi, sesungguhnya celetukan tersebut mengandung makna filosofis sufistik.
Sejatinya, manusia diciptakan dengan satu tujuan, yakni “liya’budūn” (untuk mengenal dan menyembah Allah SWT). Dalam proses mencapai tujuan tersebut, manusia ditugaskan untuk memakmurkan bumi berdasarkan tuntunan Allah SWT. (khalīfah fî al-ardh).
Namun, bumi yang menjadi tempat bertugasnya manusia ini dipenuhi berbagai perhiasan (zinah) yang tak jarang melalaikan, membuat lupa, serta mengaburkan manusia dari tugas dan tujuannya. Akhirnya, dari yang seharusnya memakmurkan dunia sesuai tuntunan Tuhan, justru manusia terjebak dan tenggelam dalam perhiasan dan pernak-pernik dunia (zīnah al-hayāt ad-dunya), lalu menjadikannya tujuan hidup (ghāyah).
Karena menjadikan perhiasan dunia sebagai tujuan, maka sudah pasti tugas ke-Tuhan-an tidak akan dapat diselesaikan. Bukan hanya itu, tak jarang hubungan antara sesama manusia justru menghadirkan energi negatif hingga terjadi clash (bentrok dan konflik), yang justru hal tersebut mengotori dan menyibukkan qalbu dari fokus pada perintah-perintah Allah SWT.
Dengan godaan perhiasan dunia yang bisa mengalihkan tujuan, pergaulan sesama manusia yang bisa melalaikan, dan gerakan qalbu yang sulit istiqamah. Maka sudah sepatutnya kita benar-benar fokus pada tujuan utama, dengan mengesampingkan bahkan membuang jauh-jauh hal-hal yang dapat melalaikan kita. Jangan dipikirkan apalagi disimpan di qalbu.
Mungkin satu saat kita kurang harta, hadapi saja dengan filosofi “gitu aja kok repot”, makan seadanya. Ada tingkah manusia yang mungkin menyakiti kita, maafkan, “gitu aja kok repot”.
Selama Allah SWT tidak berpaling pada kita, janganlah galau, resah apalagi gelisah. Sebab Allah SWT Maha Melihat keadaan hamba-Nya. Fokuslah pada tujuan dan tugas. Jangan begitu serius, “gitu aja kok repot!”