Fenomena Mukbang dan Matinya Qalbu

“Mukbang” kian semarak mengisi konten sejumlah media sosial, terutama YouTube

Fenomena makan besar untuk menghibur penonton atau yang dikenal dengan “mukbang” kian semarak mengisi konten sejumlah media sosial, terutama YouTube.

Entah bagaimana awalnya, yang jelas aksi makan besar, tidak saja dari segi jumlah tapi juga variasi makanannya, semakin hari mengundang banyak penggemar alias fans.

Mukbang kini seolah menjadi tambang uang baru bagi para content creator. Bagaimana sebenarnya mukbang, apa efeknya bagi content creator dan masyarakat? Berikut fakta-faktanya:

Agresi Budaya Korea

Kata “mukbang” berasal dari bahasa Korea, “muk” dari “mukja” yang berarti “mari makan” dan “bang” dari “bang song” artinya “broadcast”.

Konten mukbang memang awalnya populer di Korea Selatan, namun bersamaan dengan massifnya agresi budaya Korea ke berbagai penjuru dunia, sekarang para content creator pun berlomba-lomba membuatnya. Termasuk di Indonesia.

Seni dan budaya pop Korea Selatan belakangan memang massif memengaruhi kebudayaan dunia, termasuk Indonesia. Lihat saja kelompok-kelompok musik dari negeri ginseng itu, K-Pop dan Drama Korea atau Drakor, kini begitu mewabah. Belakangan, mukbang juga.

Alasan Menghibur hingga yang Absurd

Ada banyak alasan kenapa tayangan mukbang begitu digemari penonton. Ada yang menganggapnya hiburan semata. Tapi ada pula yang mengaku merasakan sensasi memakan makanan secara virtual.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...