Dua Prinsip Pergaulan Menurut Habib Abdullah Al Haddad
Perlakukanlah setiap muslim itu sebagaimana engkau suka diperlakukan
Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam Risalatul Mu’awanah Wal Mudzaharah Wal Mu’azarah menerangkan bahwa jika kamu ingin memenuhi hak setiap muslim, maka pertama, perlakukanlah setiap muslim itu sebagaimana engkau suka diperlakukan.
Perlakuan yang kamu juga menyukainya itu bukan hanya ketika berhadapan langsung dengannya (hadir) tapi juga saat ia tak ada di hadapanmu (ghaib).
Jadi tak ada perbedaan sikap ketika bersama dengannya maupun saat dia tak ada. Sehingga ada kejujuran dan keselarasan antara tindakan dan ucapan. Ini juga bisa diartikan tidak bermuka dua. Jangan sampai berlaku manis di depannya, tapi mencemooh saat dia tak ada. Bersikap seolah hormat saat di hadapannya, tapi melecehkan namanya di hadapan orang lainnya.
Prinsipnya, jangan memperlakukan orang lain dengan sikap yang kita juga tidak suka jika diperlakukan demikian.
Kedua, berusahalah dan tempatkan hatimu agar menyukai kebaikan bagi muslim lainnya sebagaimana kamu menyukai kebaikan itu bagimu. Serta membenci keburukan baginya sebagaimana kamu membenci keburukan itu untukmu.
Hal ini juga berarti dalam bergaul dengan muslim lainnya jangan hanya demi keuntungan kamu sendiri. Tetapi kamu mesti hadir dan memberikan apa yang bisa menguntungkan dan berfaedah orang lain. Serta hindarilah hal-hal yang bisa merugikan dan berefek buruk bagi saudaramu itu.
Sehingga fokus kamu dalam berinteraksi adalah karena cinta dan sayang kepada sesama. Bukan berinteraksi demi keuntungan pribadi dan membeda-bedakan takaran kebaikan karena melihat potensi keuntungan.