Dinantikan, Kolaborasi Petani dan Mahasiswa

Mahasiswa juga mampu memperkaya inovasi petani dengan pendekatan teknologi

Pekan lalu, Food and Agriculture Organization (FAO) mengadakan konferensi virtual selama 5 hari, mulai tanggal 14 – 18 Juni 2021. Dalam sidang ke-42, Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan FAO periode 2021-2023.

Terpilihnya Indonesia sangat strategis, karena berpeluang besar memberi masukan terkait pengembangan pertanian global. Di tengah perubahan iklim dan beragam tantangan yang terjadi, petani menjadi tulang punggung ketahanan pangan.

Petani tidak lagi menjadi profesi yang dipandang sebelah mata. Dulu, masih banyak orang yang melihat petani adalah profesi yang tidak menjanjikan. Seiring waktu berjalan, kesadaran kelompok muda untuk mewujudkan Indonesia mandiri secara pangan diharapkan dapat mengundang mahasiswa ikut terjun sektor pertanian.

Mahasiswa berpotensi melakukan inovasi di dunia pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini inovasi teknologi pertanian banyak dilakukan oleh pemilik modal. Walhasil, petani kecil dan petani gurem hanya sebagai pengguna saja. Kesejahteraan petani pun tidak terangkat signifikan.

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah berpendapat inovasi teknologi tak hanya top-down, melainkan bisa secara bottom-up juga. Peran mahasiwa diharapkan dapat mengisi kekosongan ini. Memunculkan inovasi teknologi pertanian yang dibutuhkan petani.

Banyak hal yang bisa difokuskan. Mulai dari sistem budidaya berbagai varietas, metode panen yang efektif dan efisien, hingga penyaluran hasil panen.

Mahasiswa harus terjun langsung ke lahan pertanian, mengamati bagaimana cara kerja petani, lalu merakit teknologi bersama-sama. Petani memiliki kemampuan berinovasi dengan caranya. Sementara mahasiswa juga mampu memperkaya inovasi petani dengan pendekatan teknologi. Klop!

Dengan begitu terjadi kolaborasi di lapangan, bukan sekedar dalam tataran wacana. Mahasiswa seharusnya tertantang dengan kondisi ini. Bagaimana mengurai permasalahan petani, memetakannya, lalu menganalisis sampai muncul teknologi yang menjadi solusi.

Mahasiswa, mulailah menjejakkan kaki di lahan pertanian, berkolaborasi dengan petani untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...