Digitalisasi Sekolah Tak Bisa Dihindari
Dengan digitalisasi guru akan semakin mudah mengakses informasi materi
Pandemi sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Kegiatan belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) banyak tantangan dan kerap membuat proses belajar-mengajar tidak optimal. Tapi, bagaimanapun sekolah digital tak bisa dihindari.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa digitalisasi tak bisa dihindari saat ini, bukan semata karena pandemi.
Menurutnya, ke depan nantinya tidak ada sekolah yang berjalan tanpa konten digital dan internet sama sekali.
“Digitalisasi sekolah menjadi salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air,” kata Nadiem.
Dengan digitalisasi guru akan semakin mudah mengakses informasi materi. Selain itu, materi juga menjadi lebih variatif sehingga menjadikan proses pembelajaran lebih menarik.
Di sisi lain, siswa juga bisa ikut berpartisipasi mengikuti proses pendidikan secara dinamis lewat beragam perangkat teknologi. Baca juga >>
“Kita harus bisa mengubah tantangan ini menjadi kesempatan, murid dan guru bisa belajar dari sumber manapun,” kata Nadiem, sebagaimana dilansir kemdikbud.go.id.
Menurutnya, digitalisasi sekolah menjadi salah satu program terpenting kementeriannya saat ini. Baik penyediaan TIK-nya maupun pembuatan platform digital gratis untuk guru dan siswa.
Dalam jangka pendek, Kemendikbudristek sendiri menargetkan perubahan sekolah-sekolah menjadi lebih gesit dalam merespons perubahan akibat pandemi.
Untuk mencapai itu diperlukan sarana telekomunikasi dan konektivitas digital yang memadai.
Sebab itu, Kemendikbudristek telah bermitra dengan pemerintah daerah, kementerian maupun lembaga lainnya, perusahaan swasta, organisasi masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk memperkuat sarana telekomunikasi dan percepatan digitalisasi sekolah.
Bentuk kemitraan tersebut, misalnya berupa penyediaan sarana akses (tablet, PC, laptop) bagi peserta didik, penyediaan sarana telekomunikasi dan konektivitas digital (internet dan seluler) serta penyediaan aplikasi.
Untuk proses pengadaan perangkat TIK pada program digitalisasi sekolah, kementerian tersebut menyediakan anggaran senilai Rp3,7 triliun.
Dana tersebut bersumber dari anggaran Kemendikbudristek (APBN Pusat) senilai Rp1,3 triliun dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2021 sebesar Rp 2,4 triliun.
Belanja TIK senilai Rp 1,3 triliun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan 12.674 sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SLB untuk pembelian 189.840 unit laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.
Sementara itu, terkait Aplikasi Pendidikan, Kemendikbudristek menyediakan berbagai sumber belajar. Salah satunya, platform akun @belajar.id yang diterbitkan sendiri oleh Kemendikbudristek.
Akun ini dapat digunakan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengakses berbagai aplikasi pembelajaran berbasis elektronik.
Digitalisasi dalam pendidikan merupakan keniscayaan zaman, pandemi Covid-19 mempercepat semua proses tersebut berkali-kali lipat. Baca juga >>
Tapi sayangnya belum semua masyarakat Indonesia terfasilitasi untuk menyongsong perubahan ini. Dari data Kemendikbudristek, hingga tahun 2020 tercatat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yang memiliki Komputer minimal 15 unit sebagai syarat pelaksanaan Asesmen Nasional baru sekitar 10.364 SD atau 7%.
Pemerintah memang telah menambah jumlah tersebut melalui APBN sebanyak 2.330 SD dan melalui DAK sebanyak 4.113 SD.
Sementara pada tahun 2021, penambahan melalui DAK 4.748 SD dan melalui APBN 4.981 SD.
Pemerintah berharap hingga akhir 2021 data SD yang memiliki komputer untuk pelaksanaan Asesmen Nasional meningkat menjadi 26.446 sekolah (18%).
#digitalisasi #sekolah #pjj