Dari Kampung Bikin Komik Amerika, Kok Bisa?
Penulisnya orang Amerika, penerbitnya juga di Amerika, ilustratornya orang kampung di Indonesia
Inilah bukti bahwa sekarang dunia bisa dilipat. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi kendala untuk melakukan kerja sama antar benua dalam melahirkan karya. Penulisnya orang Amerika, penerbitnya juga di Amerika, ilustratornya orang kampung di Indonesia. Bagaimana hasilnya? Diterima dengan baik di pasar Amerika bahkan dunia.
Siapa yang tak tahu kisah Sherlock Holmes, detektif yang dikenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar dan keterampilannya menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus.
Kisah ini tidak hanya dalam novel dan film saja, tapi juga diterbitkan dalam bentuk komik. Ilustratornya adalah pria asal Tulunggagung yang sekarang tinggal di Sidoarjo.
Dia adalah Daniel Indro, sudah banyak mendapat kesempatan tawaran dari perusahaan penerbitan di Amerika untuk menggarap sejumlah judul komik, salah satunya Sherlock Holmes.
Otodidak
Daniel Indro mendapatkan keterampilan menggambar bukan dari bangku sekolah, apalagi kuliah. Dia belajar secara otodidak dengan cara bergabung ke dalam berbagai komunitas desain.
Apakah mudah jalan yang ditempuhnya? Tentu saja tidak. Proses yang dilalui begitu panjang. Lulus sekolah menengah, Daniel merantau ke Yogyakarta dan mencoba peruntungan dengan bekerja menjadi ilustrator buku-buku pelajaran di salah satu penerbit di sana.
Setelah itu, ia mencoba mencari informasi tentang desain dan bergabung dengan komunitas desain. Untuk diketahui, Yogyakarta memang menjadi ekosistem yang subur bagi komunitas berbasis kreatifitas. Termasuk kreatifitas desain. Bisa dilihat dari produksi kaos, sovenir, serta karya seni lainnya.