Cara Mengetahui Tarekat Yang Kita Tempuh Itu Sudah Tepat?

Kian ramainya masyarakat urban memilih tasawuf sebagai jalan hidup

Kian ramainya masyarakat urban memilih tasawuf sebagai jalan hidup sebagaimana dicontohkan oleh para ulama salafus shalih menunjukkan kalau jalan ini makin digemari dan mendapat perhatian.

Digemari bisa jadi karena tasawuf tak hanya menyentuh sisi lahiriyah (eksoteris), tapi juga batiniah (esoteris) dalam beragama. Al Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw pun memiliki kandungan secara dzahir dan bathin.

Dalam kehidupan beragama misalnya seseorang mengintegrasikan fiqih sebagai kumpulan aturan lahiriah dalam menjalankan ibadah dan di saat yang sama juga mendalami esensi dan hakikat ibadah tersebut.

Sebagaimana Imam Malik berkata, “Barangsiapa yang bertasawuf tanpa ilmu fiqih, maka dia disebut zindiq, dan barangsiapa yang mendalami ilmu fiqh tanpa bertasawuf maka dia disebut fasiq. Barangsiapa yang mengintegrasikan antara keduanya maka dialah ahli hakikat yang sesungguhnya”.

Nabi sendiri sering menyindir mereka yang mengabaikan esensi dan hakikat dalam beribadah. “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar. Berapa banyak orang yang shalat malam, tapi tidak mendapatkan dari ibadahnya itu kecuali terjaga di malam hari (begadang).” (HR. Ibnu Majah).

Selain itu, dimensi tasawuf yang menyentuh perasaan dan mengoptimalkan nurani dirasakan mampu mengobati penyakit materialistik dan hedonistik yang ‘menyiksa’ kaum modern. Sehingga jalan sufistik atau tarekat kian hari makin mendapat tempat di hati.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...