Cara Keturunan Tionghoa Selamatkan Bisnis Keluarga
Kenapa banyak bisnis keturunan Tionghoa bisa dijalankan secara turun menurun?
Sebuah riset yang dilakukan The Jakarta Consulting Group pada tahun 2013 menunjukkan bahwa dari sekian banyak bisnis keluarga yang bertahan, sebagian besar didominasi oleh bisnis keluarga keturunan Tionghoa.
Anda pasti mengenal Ciputra Group, Lippo Group atau Sinar Mas Group, grup-grup bisnis ini sering kali menjadi tamsil keberhasilan usaha keluarga yang turun-menurun.
Kenapa banyak bisnis keturunan Tionghoa bisa dijalankan secara turun menurun?
Di samping “DNA” bisnis yang konon ada di tubuh orang-orang keturunan Tionghoa, ternyata tradisi dan keyakinan mereka juga berpengaruh kuat. Misalnya, keyakinan pada ajaran Konfusius untuk selalu hormat kepada orang tua, bekerja keras, hidup sederhana dan menjaga nama baik.
Dari ajaran itu mereka menciptakan nilai-nilai yang dibawa ke dalam bisnis keluarga, yaitu pertama, Filial Piety, seseorang harus hormat kepada orang tua. Kedua, Guanxi, koneksi antar saudara satu rumpun atau nepotisme. Ketiga, Familisme, di mana orang tua mengajarkan anaknya sedini mungkin tentang bisnis, jiwa kekeluargaan yang kuat, serta menghargai orang lain.
Dengan menerapkan nilai-nilai yang terus menerus diturunkan, bisnis keluarga keturunan Tionghoa mampu bertahan melewati berbagai tantangan zaman.
Seperti kisah perempuan Tionghoa bernama Ninna Tjokro ini. Diceritakan BBC News, Ninna adalah penerus bisnis toko alat-alat jahit yang didirikan kakeknya 41 tahun yang lalu.