Cara Belajar Islam Zaman Now

Banyak yang merujuk ke YouTube, website dan Facebook sebagai rujukan keagamaan

Kecenderungan muslim untuk jadi lebih baik dan mendekatkan diri pada Allah perlu diapresiasi. Karena hal demikian itu sejalan dengan fitrah manusia untuk dekat dengan Tuhannya. Allah pun senang dengan hamba-Nya yang selalu berupaya mendekat pada-Nya.

Upaya untuk berubah jadi lebih baik dan mendekat pada Allah pun bermacam ragamnya. Mulai dari gemar mengikuti kajian keislaman dan majelis dzikir secara langsung, hingga rutin menjamah kajian keislaman di internet. Fenomena adanya gerakan hijrah di berbagai lapisan masyarakat menjadi tanda tingginya gairah keislaman.

Berdasarkan alvara research, 80,2 % muslim Indonesia menganggap agama sangat penting. Sedangkan 19,1 % nya menyatakan agama penting. Artinya agama masih menjadi pijakan dan pedoman hidup masyarakat Indonesia. Alvara juga menyebut bahwa 5 sumber informasi keagamaan utama bagi muslim Indonesia adalah ulama di lingkungan tempat tinggal. Disusul orang tua, lalu guru agama dan YouTube.

Yang menarik, alvara mencatat bahwa Gen Z (14-21 tahun), Younger Millennial (22-29 tahun), Older Millennial (30-38 tahun) banyak yang merujuk ke YouTube, web internet dan Facebook sebagai rujukan keagamaan.

Baca juga: Tik Tok, Receh dan Konyol Tapi Kian Digemari

Hal inilah yang mengundang hadirnya berbagai website, platform dan media sosial yang bicara keagamaan dengan corak dan ciri khasnya masing-masing. Di era keterbukaan, setiap orang bisa mengakses informasi dan pemahaman keagamaan seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, yang tak jarang sesuai selera masing-masing.

Ada yang dengan runut belajar dari dasar, ada yang memang belajar secara acak. Ada yang menyantap apa saja sesuai apa yang disuguhkan oleh Artificial Intelligence (AI). Walhasil, setiap orang bertanggungjawab dengan pilihan dan resikonya masing-masing.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...