Berolahraga di Masa “New Normal”, Jangan Sampai Keliru

Pemerintah telah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat masyarakat tak sabar untuk kembali beraktivitas. Salah satunya melakukan aktivitas berolahraga di ruang-ruang terbuka.

Begitu diberi pelonggaran atau dalam istilah Pemerintah DKI Jakarta masa transisi, masyarakat tampak segera memenuhi ruang-ruang publik untuk aktivitas berolahraga seperti biasa. Maklum, selama lebih dari tiga bulan aktivitas ini dibatasi.

Bagi sebagian besar orang, berolahraga di ruang publik bukan sekadar gaya hidup tapi sudah menjadi kebutuhan. Namun demikian, selama pandemi Covid-19 belum berakhir, beraktivitas di luar rumah seperti olahraga tetap saja memiliki risiko.

Berikut sejumlah tips agar tetap aman berolahraga di ruang terbuka selama New Normal.

Menjaga Kebersihan Diri

Berolahraga di ruang publik pada masa New Normal, meski tidak bersama dengan komunitas namun kebersihan diri tetap harus diprioritaskan. Tubuh yang bersih akan dapat menghindari dari perpindahan virus.

Perlu diingat juga, agar tidak berlebihan dalam berolahraga, hal ini untuk menjaga agar tubuh tetap prima. Terlebih, apabila tubuh sudah lama tidak melakukan olahraga yang berat selama PSBB.

Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar

Selain menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan pada saat melakukan olahraga juga harus diperhatikan. Ini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, kebersihan perlengkapan olahraga yang digunakan juga harus diperhatikan. Lakukan perawatan secara rutin.

Lakukan Pemanasan dan Pendinginan

Aktivitas penting yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah berolahraga adalah pemanasan dan pendinginan. Jangan lupa melakukannya.

Pemanasan sebelum berolahraga akan meregangkan otot-otot tubuh sehingga tubuh lebih siap melakukan gerakan olahraga yang lebih aktif.

Sementara, pendinginan di sesi akhir olahraga bisa membuat tubuh kembali rileks setelah berolahraga.

Tetap Menjaga Jarak

Meskipun memasuki New Normal, yang perlu diketahui adalah pandemi belum berakhir sehingga menjaga jarak dalam berolahraga masih menjadi protokol yang penting ditaati. Oleh karena itu, sebaiknya hindari dulu olahraga yang terlalu berdekatan dengan orang lain.

Memperhatikan Intensitas Olahraga

Intensitas olahraga yang dilakukan pada masa New Normal juga harus diperhatikan. Karena semakin berat olahraganya maka orang akan semakin rentan terinfeksi. Oleh karena itu, olahraga dengan intensitas tinggi tidak disarankan selama pandemi.

Menurut dr. Andi Kurniawan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, sebagaimana dikutip sejumlah media, intensitas olahraga harus benar-benar diperhatikan. Saat intensitas olahraga tinggi dan durasinya lama, justru malah akan terjadi efek imunosupresan atau daya tahan tubuh menurun.

“Setelah olahraga intensitas tinggi, ada masa open window selama 3-6 hari. Di masa seperti ini, tubuh akan mudah terkena infeksi,” kata dr. Andi.

Disarankan, olahraga fisik dilakukan 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi cukup 30-35 menit.

Menghindari Dehidrasi

Selama berolahraga pastikan tubuh tidak mengalami dehidrasi, cairan tubuh ketika berolahraga harus selalu dalam keadaan cukup karena aktivitas olahraga selain membakar kalori juga membuat tubuh kehilangan cairan.

Hati-hati Memakai Masker Saat Berlari

Memakai masker saat berolahraga di masa pandemi penting untuk menghindari penularan virus. Namun demikian, mengenakan masker saat berlari tidak disarankan.

Menurut sejumlah sumber, berlari dengan mengenakan masker berisiko untuk orang yang memiliki riwayat sakit jantung bawaan atau penyakit respirasi lain.

Namun begitu, masker harus tetap dibawa dan dapat digunakan kembali setelah tidak berlari.

Berolahraga telah menjadi bagian dari gaya hidup seorang Muslim. Nabi Saw sendiri menyarankan kepada para orang tua agar mengajari anak-anaknya cabang-cabang olahraga seperti berenang, memanah atau berkuda.

Dengan berolahraga atau riyadhah dalam bahasa Arab, fisik seorang muslim menjadi sehat dan kuat. Sebab Islam mengajarkan keseimbangan antara jasad (fisik) dan non-fisik (ruhani), dimana keduanya harus sama-sama sehat.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...