Berapa Besar Penggunaan Listrik yang Dihasilkan dari Penambangan Bitcoin
Dihitung dalam terawatt-hour, sebanding dengan 1 triliun watts
Pertengahn Mei 2021, crazy rich Elon Musk mengirim cuitan yang menjatuhkan pasar mata uang kripto. CEO Tesla ini mengatakan jika perusahaannya tidak lagi menerima Bitcoin untuk pembelian kendaraan listrik dikarenakan isu lingkungan.
Memangnya, seberapa besar konsumsi listrik yang dihasilkan dari penambangan Bitcoin?
Penambangan Bitcoin membutuhkan listrik berskala besar, dihitung dalam terawatt-hour, sebanding dengan 1 triliun watts. Laporan dari Cambridge University, jaringan Bitcoin sendiri mengonsumsi lebih dari 116 Twh per tahun, sama dengan 0,5% listrik di dunia.
Baca juga: Masa Depan Mata Uang Digital
Konsumsi listrik Bitcoin setiap tahun lebih tinggi dari konsumsi listrik negeri Belanda, Filipina dan Singapura. Jika Bitcoin adalah sebuah negara, maka ia peringkat ke 32 sebagai negara tertinggi dalam mengonsumsi energi.
Hal ini terjadi juga dengan mata uang kripto lainnya. Sebagian menggunakan protokol penambangan seperti yang dilakukan Bitcoin.
Lalu, bagaimana peran pemerintah?
Amerika Serikat telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait mata uang kripto. China secara tegas melarang perdagangan mata uang kripto. Bahkan, menutup puluhan penambangan Bitcoin di Provinsi Sichuan, Xinjiang, Mongolia dan Yunnan.
Baca juga: Apa Kata Pemenang Nobel Tentang Mata Uang Kripto
Sementara itu, pembela mata uang kripto mengatakan konsumsi energi dari penambangan sangat setimpal dengan tujuannya untuk mengubah sistem keuangan dunia yang berkeadilan. Saat ini mereka pun sedang berupaya untuk menggunakan sumber energi terbarukan. Masih menurut mereka, platform online banking dan bisnis data center juga mengonsumsi banyak energi.
Baca juga: Investasi Yang Perlu Kamu Persiapkan Untuk Masa Depan
Sebagai perbandingan, pada tahun 2019, kebutuhan listrik data center secara global sebesar 200 Twh, alias 0,8% konsumsi listrik di dunia.