Belanja Online Membudaya Setelah Pandemi

Berbelanja secara online diperkirakan akan membudaya di tengah masyarakat dunia

Pada saat perekonomian global kembali pulih nanti, dan kehidupan manusia kembali normal setelah didera pandemi Covid-19, bakal ada banyak kebiasaan-kebiasaan yang berubah. Salah satunya, cara orang berbelanja.

Berbelanja secara online diperkirakan akan membudaya di tengah masyarakat dunia. Inilah salah satu dampak dari pandemi Covid-19 terhadap bisnis dan kebiasaan manusia dalam skala besar, dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ambil contoh India, negara ini termasuk yang paling parah terkena dampak corona dengan jumlah kasus yang terus melonjak setiap harinya.

Namun di sisi lain, di tengah merosotnya perekonomian secara global, bisnis di negara itu ternyata masih bisa berkembang. Pandemi telah membawa bentuk-bentuk baru bisnis yang mengedepankan industri perdagangan secara digital.

Krisis ini ternyata telah menghadirkan banyak peluang bagi kalangan usaha agar bisa tetap berkembang.

Salah satu kunci yang mendorong evolusi industri di negara itu juga di negara kita, ke arah e-commerce yang sangat menguntungkan adalah berubahnya perilaku konsumen.

Belanja online ternyata mempunyai daya tarik yang luar biasa dan telah berkembang secara drastis belakangan ini.

Sebuah laporan dari Bain and Flipkart, sebagaimana dikutip entrepreneur.com, memperkirakan bahwa pada tahun 2025 akan ada lebih dari 350 juta pembeli online di India, dan perilaku konsumen di segmen ini bakal terus berkembang. Fenomena yang kurang lebih juga sama terjadi di negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.

Perubahan perilaku konsumen selama pandemi, yang lebih nyaman dengan belanja online juga berpengaruh pada hal-hal berikut:

Produk lokal paling diminati

Sebelum pandemi, orang-orang lebih menyukai produk impor ketimbang lokal. Tapi pandemi telah membuat rantai pasokan barang dari luar negeri terganggu karena adanya sejumlah pembatasan.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...