Belajar Sendiri, Kunci Sukses Abad 21

Belajar sendiri alias otodidak merupakan kunci sukses Abad 21, demikian dikatakan Guru Besar Manajemen UI Prof. Rhenald Kasali saat menjadi pembicara Next Gen Summit 2021, Selasa, 6 April 2021.

Menurut Rhenald kunci keberhasilan manusia di abad 21 itu adalah manusianya harus bisa belajar sendiri. Kapan saja, di mana saja dan seumur hidup.

Pendiri Rumah Perubahan itu menegaskan bahwa cara belajar manusia abad 21 tidak terbatas pada dinding ruang kuliah. Karena itu, ketika ia sudah menyelesaikan gelar sarjana, S1, S2 atau S3, harus terus belajar sendiri agar bisa berkembang.

Selanjutnya, menurut pembicara berbagai seminar itu menekankan, generasi z dan milenial harus mengetahui posisi mereka berada di mana dan jangan pernah mengandalkan kemampuan orang lain.

“Untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, manusia dituntut cepat belajar. Bila menemukan masalah, harus dengan cepat diselesaikan, baik diri sendiri maupun memerlukan bantuan pihak lain untuk menyelesaikannya,” jelas Rhenald.

Lalu keterampilan apa yang harus dikuasai manusia abad 21?

Menurut Rhenald, keterampilan yang terpenting dalam hidup sekarang ini adalah keterampilan untuk fokus. Ini dikarenakan saat ini orang-orang hidup di tengah gelimang media sosial, yang membuat mereka berkurang titik fokusnya dan terpecah.

Bagaimana caranya agar orang bisa fokus? Menurut dia, kontrol itu ada di dalam diri kita sendiri.

“Selesaikan satu pekerjaan atau masalah dahulu, jangan ke hal yang lain,” ungkapnya.

Diakuinya bahwa pendidikan seseorang di masa kecil sangat penting. Sangat berguna di masa mendatang. Namun itu bukan hanya soal pelajaran matematika, IPA, atau bahasa.

Tetapi tentang bagaimana kemampuan berpikir, bahasa yang digunakan positif, serta motorik dan estetika yang membangun kehidupan menjadi lebih baik dan indah.

Itu adalah tugas orang tua untuk mendidik anak-anaknya bagaimana agar bisa membuat sesuatu tanpa merusak karya orang lain.

Dengan pendidikan semacam ini, setiap kali ada persoalan sang anak akan fokus pada solusi bukan semata pada problem.

Rhenald mengingatkan, terkadang manusia suka lupa bahwa dia memerlukan sesuatu yang melekat pada dirinya, seperti estetika, bahasa yang santun, teman yang respek, nama baik, prestasi yang diakui pihak lain, dan karya.

Hal-hal itu tadi merupakan aset intangible (tidak terlihat) dari seorang manusia. Bisa menjadi personal brand, skill, hingga daya juang.

“Itu yang harus diinvestasikan daripada tangible aset yang hanya sekadar bisa didapat direngkuh, dilihat. Pendidikan itu bukan (semata) ijazah atau gelar yang tampak secara kasat mata, tapi sesuatu yang melekat pada diri manusia itu sendiri,” urainya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...