Belajar dari Filosofi Kehidupan Orang Tua
Mbah-mbah atau kakek-nenek kita biasanya sering sekali memberikan wejangan
Orang tua terdahulu, mbah-mbah atau kakek-nenek kita biasanya sering sekali memberikan wejangan ataupun ilmu kehidupan sederhana.
Kata-katanya mudah, namun memiliki makna yang mendalam. Walaupun mereka hidup di desa nan jauh dari kota, hidup secara sederhana, namun kehidupan mereka dipenuhi dengan kebahagiaan dan ketentraman.
Berikut ini di antara wejangan ataupun pepatah orang tua terdahulu yang sering dipesankan kepada anak-cucunya, terlebih yang sedang menuntut ilmu:
“Mangano seng enak, turuo seng kepenak, lan sinauo kelawen males.”
Mangano seng enak
Dalam bahasa Indonesia bermakna, makanlah yang enak. Makan yang enak di sini bukan berarti makan makanan yang mewah dengan harga yang mahal.
Yang dimaksud dengan makan enak adalah makanlah sebelum benar-benar perut merasa lapar. Kalau belum lapar jangan makan. Karena makan saat perut lapar, makan apapun, sesederhana apapun akan terasa nikmat dan enak.
Walaupun makan hanya berlauk tempe dan sambal akan tetap terasa nikmat dan enak. Berbeda dengan makan ketika perut belum lapar, atau masih kenyang, makanan seenak apapun, semahal dan semewah apapun, ya tetap saja gak terasa enak, wong sudah kenyang.
Turuo seng kepenak
Dalam bahasa Indonesia artinya tidurlah yang nyenyak. Tentu nyenyak di sini bukan berarti tidur di tempat yang mewah ataupun di kasur yang mahal.