Curah hujan di sejumlah wilayah yang masih tinggi mengakibatkan genangan hingga banjir di sejumlah titik. Tidak saja merendam kompleks perumahan, banjir juga terkadang merendam sejumlah fasilitas umum seperti jalan raya. Tidak saja jalan-jalan di perkotaan yang memang dekat dengan pemukiman, bahkan jalan tol yang mengarah ke luar kota, seperti Tol Cikampek juga ikut terdampak banjir.
Ketika banjir sudah melanda di mana-mana, termasuk di jalan-jalan raya, tentu yang paling merepotkan adalah ketika Anda akan melakukan aktivitas berkendara. Terkadang, karena kebutuhan tertentu yang amat mendesak, Anda terpaksa berkendara menerobos banjir.
Nah, untuk Anda yang terpaksa harus menerobos banjir dengan mengendarai mobil, ada baiknya untuk memperhatikan risiko-risiko menyetir menerobos banjir.
Menyetir melewati banjir amat berisiko bagi mobil. Risiko paling umum adalah mogok. Selain itu, yang paling parah adalah resiko terjadinya water hammer, yaitu suatu kondisi di mana air masuk ke dalam ruang bakar mesin. Jika ini sudah terjadi mesin mobil bisa mati mendadak karena ruang bakar mendapat tekanan yang cukup besar dari air yang masuk.
Akibat berikutnya bisa membuat stang piston bengkok, ring piston rusak, dinding silinder lecet, dan yang paling parah kepala silinder yang melengkung. Bahkan, apabila air banjir berhasil merangsek ke ruang mesin lalu merendamnya, masalah yang sering ditemui adalah rusaknya Electronic Control Unit (ECU). ECU adalah perangkat terpenting, yang dapat dikatakan sebagai “otak” dari sebuah mobil yang mengatur pengapian serta menyuplai bahan bakar ke mesin.
Tapi jika Anda memang terpaksa menembus banjir dan kondisi dari ketinggian air masih mungkin untuk dilewati, berikut cara menyetir untuk mengurangi risiko kerusakan yang dapat terjadi pada mobil Anda dikutip dari berbagai sumber:
Pertama, kenali jenis mobil
Kenali dan kuasai mobil yang Anda kendarai. Hal ini sangat penting untuk mengetahui posisi air intake dan posisi knalpot mobil Anda.

Ambil contoh, jika mobil yang Anda kendarai berjenis city car atau sedan tentu saja memiliki posisi air intake dan knalpot yang lebih rendah ketimbang SUV atau MPV.
Kedua, gunakan gigi rendah
Saat menyetir menembus banjir, ada baiknya gunakan gigi rendah di posisi 1 atau 2 untuk mobil dengan transmisi manual, atau L untuk transmisi otomatis.
Ketiga, mengendalikan pedal gas
Jaga RPM atau putaran mesin agar konstan di angka 2.000 rpm serta usahakan agar gas jangan berhenti untuk menjaga mesin tidak mati.
Keempat, pantau keadaan sekitar
Sebelum menyetir melewati banjir, Anda harus pastikan memantau keadaan sekitar. Lihat dulu kondisi ketinggian air, misalnya dengan membandingkan dengan mobil yang sudah menerobos banjir terlebih dahulu. Jika mobil di depan Anda sejenis MPV dan rodanya terendam berarti ketinggian banjir sekitar 40 sentimeter.
Jika mobil Anda berjenis city car maka kemungkinan besar air akan masuk ke knalpot atau bahkan ke kabin. Untuk diketahui, batas aman ketinggian air adalah 30 centimeter di bawah saringan udara atau air intake agar air tidak tersedot ke dalam mesin.

Namun jika di hadapan Anda tidak ada mobil yang mendahului menembus banjir, sebaiknya Anda turun dari kendaraan terlebih dulu untuk mengecek kondisi ketinggian air secara langsung. Ini lebih baik sebelum mobil Anda keburu terjebak di tengah banjir.
Kelima, waspadai lubang
Saat melewati banjir, pengemudi wajib mewaspadai keberadaan lubang pada jalan yang bisa mengakibatkan mobil ambles ke dalamnya. Jika ini sampai terjadi dan mobil Anda mengalami mati mendadak dan terjadi water hammer, maka jangan dulu starter ulang kendaraan Anda, karena malah akan memperparah kerusakan pada komponen dalam ruang bakar.
Keenam, cek rem dan komponen lain
Setelah menembus banjir, komponen pengereman mobil Anda tentu saja akan terendam air. Dengan begitu rem akan menjadi sedikit kurang pakem karena ada lapisan air antara kampas dan cakram.
Solusinya, setelah Anda sampai di area kering, kocok pedal rem dengan cara menekan rem secara terus-menerus hingga terasa keras, kemudian maju dan mundurkan mobil secara perlahan.
Selain rem, ada baiknya cek juga sistem elektrikal dan sekring, volume oli mesin, air radiator, busi, filter udara, serta kompresor AC setelah mobil Anda menerabas jalanan yang terkena banjir.
Menyetir di tengah banjir tentu saja tidak disarankan. Selain berbahaya bagi diri Anda juga berisiko membuat mobil Anda mengalami kerusakan.
Cara terbaik adalah tidak memaksakan diri menyetir ketika banjir. Mencari rute lain yang tidak banjir sudah pasti adalah keputusan terbaik.