Batik ini Hilang Lebih dari 100 Tahun

Batik sudah terdaftar di lembaga dunia UNESCO sebagai warisan kebudayaan Nusantara

Era Kolonialisme Belanda membuat masyarakat Nusantara kehilangan banyak jejak sejarah. Termasuk pengaburan atau pencurian bukti-bukti sejarah yang menunjukkan keluhuran budaya masyarakat Nusantara. Tujuannya tak lain, agar menjadikan orang-orang Nusantara tetap inferior, dengan sebutan Inlander.

Batik adalah salah satu budaya adiluhung masyarakat Nusantara. Keberadaannya melekat bersama perkembangan kebudayaan orang-orang Nusantara. Bahkan sekarang, batik sudah terdaftar di lembaga dunia UNESCO sebagai warisan kebudayaan Nusantara. Di Indonesia bahkan ada Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki motif khas batiknya masing-masing. Namun hanya beberapa saja yang dikenal sebagai sentra industri batik sebut saja seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Cirebon dan Lasem.

Sejumlah motif batik di daerah tertentu mungkin saja sudah punah dan tidak terlacak jejaknya. Ini terjadi bisa saja bukan tanpa kesengajaan, karena begitu banyak benda warisan budaya Nusantara yang tidak terlacak jejaknya tapi ternyata tersimpan di perpustakaan Belanda.

Termasuk jejak batik khas Blitar Jawa Timur. Di Blitar sendiri batik ini sudah tidak dikenal, padahal mempunyai ciri khas tersendiri. Batik khas Blitar baru diketahui lagi keberadaannya sejak 2012, yang tersimpan dalam arsip milik Belanda berupa gambar hitam putih dengan keterangan dalam bahasa Belanda “Batik Afkomstig Uit Blitar 1902”, artinya “Batik berasal dari Blitar 1902”.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...