Bagaimana Cara Mengubah Akhlak?

Mengubah akhlak memerlukan waktu dan usaha, karena akhlak dibentuk melalui latihan

Imam Ghazali mendefinisikan akhlak dengan kondisi kejiwaan yang kokoh dan menghasilkan sikap atau tindakan tertentu dengan mudah dan alamiah, tanpa pemikiran dan pertimbangan.

Dari sini maka akhlak, pertama lahir dari kondisi kejiwaan. Kedua, akhlak terjadi secara alamiah, dengan kata lain tanpa ada paksaan atau dibuat-buat. Akhlak adalah sikap otomatisnya seseorang.

Kendati demikian, akhlak memiliki kemungkinan untuk berubah. Maka, dari sini penting untuk menyadari dan menilai diri sendiri, apa-apa saja yang sudah “terinstall” menjadi akhlak baik (akhlak mahmudah) atau pun akhlak buruk (akhlak madzmumah).

Mengubah akhlak memerlukan waktu dan usaha, karena akhlak dibentuk melalui latihan yang konsisten. Seseorang bisa memilih tindakan atau sikap apapun yang akan dibiasakannya sehingga melekat kuat pada jiwa dan menjadi automatically.

Ini juga yang diisyaratkan Nabi: “Tindakan yang paling Allah sukai adalah yang konsisten meski sedikit.” (HR. Muslim).

Jadi secara umum untuk mengubah akhlak, perlu konsistensi dan kesabaran. Jangan menduga kalau akhlak bisa berubah seperti menjentikkan jari atau menyalakan sakelar lampu.

Lalu, jika ada pertanyaan, apa akhlak utama yang mesti dimiliki seorang muslim? Maka jawabannya ialah malu. “Setiap agama punya akhlak, dan akhlak Islam adalah malu” (HR. Ibnu Majah).

Tanpa malu seseorang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya, seenak hawa nafsunya. Namun malu inilah yang akan mengendalikan dirinya. Semakin besar rasa malunya, maka semakin baik akhlaknya. Tentu malu yang dimaksud malu yang diletakkan pada tempat dan porsinya. Singkatnya, kalau seseorang memiliki rasa malu, kamu akan malu jika tidak berubah menjadi lebih baik dan terus lebih baik.

Sejatinya, akhlak hanya bisa dirubah dari dalam, karena ia melekat pada jiwa. Untuk itu ulama sufi mengembangkan ilmu tasawuf untuk membersihkan jiwa melalui metode berdasarkan petunjuk Al Qur’an dan Sunnah serta para sahabat dan salafus shalih yang kini lebih dikenal dengan nama tarekat.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...