Apakah Benar Urusan Dunia dan Akhirat Harus Seimbang?

Dan carilah kebahagiaan akhirat pada apa yang Allah berikan (petunjuk) untukmu

“Dan carilah kebahagiaan akhirat pada apa yang Allah berikan (petunjuk) untukmu, namun jangan lupa bagianmu dari urusani dunia,” (QS. Al-Qashash: 77).

Dunia modern dengan keanekaragaman masalah dan persoalan yang dihadapi, terjadinya perubahan tata nilai, integritas budaya. Kecenderungan menuju arah globalisasi dan aspek-aspek lainnya, ialah merupakan konsekwensi logis dari bergulirnya suatu proses, sehingga dampak positif maupun negatif pasti akan selalu ada.

Lalu apakah kita sudah merasa berpemahaman secara benar dalam memaknai ayat Allah di atas? Sehingga kita menjadikan pembagian dengan sangat pasti bahwa separuh untuk dunia dan separuh untuk akhirat. Pengamat keruhanian cukup beralasan dikala melihat perkembangan global dan merasa khawatir akan terjadi ketidakseimbangan antara pembinaan ruhani dan jasmani, mental spiritual dengan fisik material.

Ketidakseimbangan tersebut pada kurun waktu tertentu memungkinkan terjadinya akibat yang fatal bagi terwujudnya dunia baru yang dicita-citakan. Yaitu, dunia yang dijalin oleh rasa cinta kasih dan kedamaian.

Sudah sejak lama kalangan ulama Sufi mengkhawatirkan ketidakseimbagan itu, sehingga nada suara baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan, termasuk Imam Al-Ghazali yang seakan-akan seperti membenci dunia dengan segala serba-serbinya.

Sehingga timbul satu tanda tanya, “apakah suara mereka itu tidak bertentangan dengan azas keseimbangan yang difirmankan oleh Allah Swt”. Maka untuk itu kita tidak seharusnya berburuk sangka, namun marilah kita coba pelajari terlebih dahulu realita kehidupan manusia.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...