Apa Saja Benda Pusaka Milik Diponegoro
Belum lama ini ada sebuah keris yang tengah menjadi perbincangan
Enam pusaka keris miliki Pangeran Diponegoro adalah: Kiai Bromokedali (cundrik), Kiai Habit (Abijaya), Kiai Blabar, Kiai Wreso Gemilar, Kiai Hatim dan Kiai Ageng Bondoyudo.
Sementara tombaknya bernama: Kiai Rondan, Kiai Gagasono, Kiai Mundingwangi, Kiai Tejo, Kiai Simo, Kiai Dipoyono dan Kiai Bandung.
Salah satu yang menarik, yaitu keris bernama Kiai Bondoyudo. Keris ini yang selalu dibawa-bawa sang pangeran hingga akhir hayatnya, bahkan ikut dikuburkan dalam pembuangannya di Makassar pada 8 Januari 1855. Ternyata, keris tersebut merupakan remposan atau peleburan dari tiga benda pusaka penting miliknya, yaitu panah Kiai Sarutomo, tombak Kiai Barutobo dan Kiai Abijaya, keris warisan dari ayah Pangeran Diponegoro, Sultan Hamengku Buwana III.
Peter Carey menyimpulkan sosok Pangeran Diponegoro, selain sebagai bangsawan ia juga merupakan santri dan penganut tarekat yang taat.
Ini bisa dilihat, pada saat Pengeran Diponegoro di pengasingannya di Makassar (1785-1855), dan ia menuliskan kisah hidupnya, ia menulis sebuah syair spiritual:
Makrifat berarti tolak penduaan:
karena badan ini pasti musnah
tak usah merisaukannya,
kehadirian khayali, terlalu tak berarti untuk
dipertahankan.
Berusahalah hanya demi
Hakikat sejati Yang Mahaada
Makna Islami…