Apa Saja Benda Pusaka Milik Diponegoro
Belum lama ini ada sebuah keris yang tengah menjadi perbincangan
Pada mata tombak terdapat bagian yang dilapisi emas dan pada bagian pangkal mata tombaknya terdapat 4 relung berhias permata. Namun ketika pusaka ini diserahkan oleh pemerintah Belanda ke Indonesia pada 1978, dua permatanya sudah hilang.
Kiai Rondan dipercaya bisa memberi perlindungan dan peringatan datangnya bahaya. Senjata ini jatuh ke tangan Belanda saat sang pangeran disergap Pasukan Gerak Cepat ke-11 Mayor A.V. Michiels di pegunungan Gowong daerah Kedu, pada 11 November 1829.
Tongkat Pusaka Kanjeng Kiai Tjokro
Benda pusaka ini sempat hilang sewaktu peperangan di abad ke-19. Pusaka sempat disimpan oleh keluarga J.C. Baud di Belanda sejak tahun 1834, dan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada 2015 silam.
J.C. Baud adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-44 yang memerintah antara tahun 1834-1836.
Tongkat ini berukuran sepancang 153 cm terbuat dari kayu mahoni, dimiliki oleh Pangeran Diponegoro pada 1815 sebagai hadiah dari seorang warga pribumi. Tongkat Kanjeng Kiai Cokro ini selalu dibawa sang pangeran saat berziarah ke tempat-tempat suci untuk memanjatkan doa agar mendapatkan berkah.
Sebelum tertangkap pada 1830, tongkat ini ada di tangan Pangeran Adipati Notoprojo, cucu Nyi Ageng Serang, salah satu komandan perang Pangeran Diponegoro. Ia lalu memberikannya kepada J.C. Baud untuk mengambil hati Pemerintah Hindia Belanda.
Kiai Bondoyudo
Sejarawan Inggris Peter Carey dalam bukunya “The Power of Prophecy” yang terbit tahun 2011, menyebut bahwa Pangeran Diponegoro masih memiliki banyak senjata pusaka. Ada sekitar 6 keris dan 7 tombak.