Syahwat adalah keinginan/dorogan yang timbul dari dalam diri seseorang guna meraih sesuatu yang menyenangkannya. Syahwat bermacam-macam, bukan hanya yang berkaitan dengan seks, tetapi juga materi, kedudukan dan lain-lain.
Syahwat diperlukan tetapi harus terkendali. Ia diperlukan, antara lain, karena kita bertugas menjadi khalifah membangun bumi sesuai arahan Allah swt. QS. Ali-Imran [3]:14 yang menegaskan bahwa, “Dijadikan bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang terbaik.”
Siapa yang memperindah syahwat?
Ayat di atas menegaskan siapa yang memperindah aneka syahwat itu. Bisa Allah menjadikannya indah, tetapi setan pun bisa memperindahnya. Allah memperindahnya bagi manusia agar kelanjutan jenis manusia berlanjut dan agar dunia ini dapat dibangun dan dimakmurkan sesuai dengan tuntutan Allah.
Tetapi setan pun memperindahnya bagi mereka yang tergiur memperturutkan syahwatnya sehingga dikendalikan olehnya. Siapa yang dikuasai syahwatnya, ia terbelenggu olehnya. Tetapi siapa yang mau mengendalikannya maka ia menjadi tuan dirinya dan syahwat menjadi hambanya.
Islam menghendaki agar manusia bebas dari segala bentuk kepatuhan kepada apa dan siapa pun kecuali kepada Allah swt. Ketika seorang muslim menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka ia pada hakikatnya menafikan segala bentuk kepatuhan kepada selain Allah.
Karena itu yang patuh mengikuti kehendak nafsunya/dorongan syahwatnya maka ia dinilai al-Qur’an sebagai menjadikan syahwatnya sebagai Tuhan (baca QS. al-Furqan [25]: 43).
Mereka itu menurut QS. al-Jatsiyah [45]: 23 ditutup oleh Allah telinga dan hatinya, dan di mata mereka ada penghalang yang membuatnya buta untuk melihat kebenaran/kebaikan.
Sekali lagi banyak ragam syahwat. “Syahwat untuk hidup langgeng” adalah salah satunya, dan ini merupakan buah dari aneka syahwat yang tidak terkendali. Itu sebabnya siapa yang dikuasai syahwat hidup langgeng, dengan mudah dapat diarahkan setan manusia dan jin, dan itu yang menjadikannya bersedia patuh kepada selain Allah dan mengorbankan nilai-nilai luhur demi meraih syahwatnya.