Apa Akibat Belajar Tanpa Guru?
Berikut ini akibat-akibat yang dapat ditimbulkannya
Banyak kisah dari pondok pesantren, tentang santri yang kelak menjadi ulama besar, padahal pada saat belajar di pesantren tidak pernah mengikuti pengajian secara formal sebagaimana santri-santri lain. Ia hanya bertugas melayani kebutuhan kiai, menyiapkan makannya, mencuci pakaiannya, menyiapkan kitabnya, dan kebutuhan lain.
Hal semacam ini diyakini sebagai berkah dari hubungan emosional yang dibangun antara seorang santri dan kiai, sehingga sang kiai ridha kepadanya.
Bagaimana hubungan emosional antara guru dan murid bisa terbangun, dan melahirkan keberkahan, jika seseorang belajar tanpa seorang guru?
Belajar ilmu pengetahuan, lebih-lebih ilmu agama, tentu tidak sama seperti belajar tutorial tentang “How to” yang banyak bertebaran di internet.
Ada nilai-nilai, pemahaman, filosofi, ideologi, yang mesti disampaikan secara bertahap oleh seorang guru agar bisa memberi pemahaman yang utuh, tidak setengah-setengah.
Lalu, apa gunanya media digital dan internet? Media-media tersebut hanyalah alat, tidak mungkin menghilangkan fungsi seorang guru. Bahkan, di pembelajaran atau pengajian secara online sekalipun, kehadiran guru yang berkompeten di bidangnya menjadi penting.