Andika Tampubolon Inspirasi Guru Milenial

Pria ini langsung mengabdi menjadi guru di Kabupaten Memberamo Raya, Papua

Kisah hidupnya menarik. Lulus dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2016, pria ini langsung mengabdi menjadi guru di Kabupaten Memberamo Raya, Papua.

Pemiliki nama Andika Tampubolon ini terpanggil menjadi guru di pedalaman Papua saat Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kabupaten Supiori pada pertengahan tahun 2014. Tepatnya di Kampung Wafor. Andika merasa sedih saat menjadi guru salah satu SD kelas VI di sana. Menurutnya kondisi pendidikan di Wafor sangat menyedihkan.

“Saya ingin menangis saat melihat anak-anak ini. Banyak yang belum dapat membaca dan berhitung meskipun telah mencapai kelas VI SD,” ujar alumni UGM Jurusan Biologi, seperti yang redaksi kutip di harian Kompas, kamis 10 Juni.

Baca juga: Kenapa Sistem Pendidikan Jepang Bikin Iri

Andika adalah sukarelawan di Lembaga Trevor Johnson Misnistry. Sejak 5 Septerber 2017 ia terjun sebagai guru SDN Kampung Fuau, Distrik Mamberano Hulu melalui lembaga yang fokus pada pendidikan, kesehatan dan keagamaan di pedalaman Papua.

Hanya ada dua ruang kelas di SD Fuau. Ironis, tidak ada kamar mandi di SD yang berjarak 500 meter dari tempat ia tinggal. Siswa untuk buang air besar terpaksa di sungai, sementara guru harus pulang ke rumah.

Tidak seperti SDN pada umumnya. Kegiatan belajar dan mengajar setiap harinya hanya dua jam untuk setiap kelas. Hal ini dikarenakan keterbatasan ruangan dan tenaga pengajar. Kelas I dan II mulai pukul 07:30 sampai 10:00, Kelas III dan IV pukul 10:00 hingga 12:00. Sementara kelas V dan VII pukul 12:00 hingga 14:00.

Baca juga: Belajar Pendidikan Vokasi Dari Negeri China

Usai mengajar di sekolah, Andika dan rekannya memberikan les membaca, berhitung, bahasa Indonesia dan ilmu pengetahuan alam. Waktunya dua jam, mulai pukul 16:00.

Hampir empat tahun di sana, Andhika berharap pemerintah bisa menaruh perhatian lebih terhadap pendidikan di pedalaman Papua. Minim infrastruktur, tidak ada jaringan listrik dan telekomunikasi. Kondisi bangunan yang tidak layak, minim fasilitas adalah sedikit dari tantangan yang harus diselesaikan.

Baca juga: Inilah Saatnya Merubah Paradigma Pendidikan di Tengah Pandemi

Jangan kecewakan anak-anak di pedalaman Papua yang giat dan semangat dalam belajar, meskipun kondisi memprihatinkan.

Komentar
Loading...