Anda Suka Menulis? Ini Tips dari Para Penulis Berpengalaman

Bagaimana mempengaruhi pembaca dengan sebuah tulisan? Ini mungkin menjadi pertanyaan bagi setiap penulis. Pemula maupun yang sudah lama.

Terlebih di era konten digital, di mana para konten marketing mencoba membuat konten tulisan setiap hari untuk menginspirasi orang-orang dan mempengaruhi mereka.

Mengutip Entrepreneur, berikut ini beberapa tips menulis dari para penulis berpengaruh di negaranya yang mungkin bisa membantu Anda untuk mempengaruhi pembaca Anda.

Chitra Banerjee Divakaruni

Menurut penulis novel ini, pengaruh bisa terjadi ketika seorang penulis peduli tentang apa yang ditulisnya. Yaitu pada saat dia menemukan subjek tulisan yang beresonansi dengan pembacanya, dan ketika tulisan memiliki pesan yang kuat.

Menulis artikel non-fiksi, cerita fiksi, novel atau bahkan puisi, langkah pertama adalah mengasah ide yang memiliki makna bagi Anda.

“Misalnya, ketika saya menulis ‘The Forest of Enchantments’, novel saya yang mengangkat Sita sebagai tokoh utama, saya mulai dengan gagasan bahwa penting bagi seorang perempuan untuk menemukan suara hati mereka, dan menceritakan kisah mereka sendiri.”

Dia melihat betapa hal itu penting di dalam masyarakatnya, terutama dalam budaya India, negara yang ditinggalinya.

“Jadi, saya melihat bagaimana masyarakat akan mendapat manfaat dari tulisan saya, dan bagaimana novel itu dapat mendorong perempuan lain untuk berusaha agar suara mereka didengar,” jelasnya.

Langkah kedua adalah menemukan subjek yang kuat untuk ditulis. Subyek harus sesuatu yang menarik bagi audiens Anda. Di India kisah tentang perempuan di kehidupan rumah tangga adalah subjek yang menarik bagi siapapun. Timbul keingintahuan yang besar tentang subjek tersebut.

Langkah terakhir, adalah memahami pesan yang ingin disampaikan.

“Ketika saya meriset karakter Sita, saya melihat bahwa dia jauh lebih kompleks dan lebih kuat daripada yang dimaklumi masyarakat.”

Karakter Sita dibuatnya sangat kontemporer dan mengalami apa yang dialami banyak wanita di dunia saat ini.

Dia mengalami penculikan, lalu diceraikan oleh suaminya, serta harus membesarkan anak-anaknya sendiri. Dan, Sita melakukannya dengan sangat baik.

“Saya membangun karakter Sita sedemikian rupa, sehingga pesan tersampaikan dengan jelas: bahwa mari kita berempati dengan penderitaan Sita dan belajar dari kekuatannya,” pungkasnya.

Frank White

Menurut penulis soal eksplorasi ruang angkasa dan evolusi manusia ini, ada 3 faktor kunci dalam penulisan agar bisa mempengaruhi pembaca.

Yakin pada tujuan Anda: Jika Anda ingin orang lain merespon dengan serius tujuan Anda menulis sesuatu, Anda juga harus yakin dengan tujuan Anda.

Pembaca dapat membedakan apakah Anda benar-benar peduli atau hanya menyampaikan sudut pandang belaka.

Tulisan Anda akan lebih kuat dan berpengaruh jika mengangkat sesuatu yang sudah Anda alami sendiri.

Kenali audiens Anda: Yakin dengan tujuan menulis itu penting, tapi Anda juga harus tahu apa yang sudah diyakini oleh audiens.

Apakah mereka bisa menerima ide-ide Anda, atau perlu diyakinkan lebih lagi? Pembaca akan menentukan apakah Anda mengenal mereka dan kemudian menggerakkan mereka.

Bercerita: Pembaca mengharapkan Anda memberikan fakta, tapi mereka juga ingin Anda bercerita.

Jika Anda menulis tentang temuan medis baru, misalnya, mereka tentu mengharapkan Anda memberikan rincian penelitian itu. Tapi tulisan Anda akan menjadi hidup, misalnya melalui cerita tentang para peneliti dan pasien yang terbantu oleh obat atau perawatan baru.

Terakhir, yang Anda harus ingat bahwa mungkin hanya ada sedikit tema yang belum diketahui oleh pembaca Anda. Jadi, mungkin Anda tidak akan selalu berhasil mempengaruhi mereka. Kecuali bagi pembaca dengan pemikiran relatif terbuka.

Amish

Menurut penulis novel ini, saat Anda menulis, Anda harus jujur pada diri sendiri.

Tulis apa pun yang benar-benar ingin Anda katakan. Anda perlu menyadari seberapa kuat perasaan Anda sehingga harus menulis tentang itu.

Jangan pernah berkompromi hanya karena menurut Anda pembaca akan lebih menyukai Anda.

Jadilah diri Anda sendiri saat Anda menulis. Anda akan jauh lebih bahagia dengan pekerjaan Anda saat pekerjaan itu akhirnya selesai.

Jadilah pembaca yang baik. Salah satu cara menjadi penulis yang baik adalah menjadi pembaca yang baik.

Membaca membuka pikiran dan mengajari Anda lebih banyak tentang dunia. Untuk menjadi penulis yang baik, tentu saja Anda perlu mengetahui lebih banyak hal tentang dunia dari perspektif yang berbeda.

Lakukan pekerjaan sampingan saat Anda menulis. Anda perlu melakukan pekerjaan sampingan saat Anda menulis agar dapat menopang diri sendiri.

Sebab, banyak penulis tidak menghasilkan cukup uang untuk menjalani hidup.

Jika Anda tidak punya cukup uang untuk menopang diri sendiri, akhirnya kegiatan menulis tidak akan berkelanjutan.

Sandeep Das

Menurut penulis buku “Hacks for Life and Career: A Millennial’s Guide to Making it Big” ini, menulis yang berdampak adalah bagian dari seni. Sebagiannya lagi adalah ilmu.

Seni dalam menulis adalah proses yang diwariskan, dipupuk, dan dibangun melalui bacaan yang ketat selama bertahun-tahun. Sementara, sisi keilmuan dari menulis sedikit lebih mudah untuk dikuasai.

Berikut adalah dua aspek kunci untuk menguasai ilmu dalam menulis:

Jawab 3 pertanyaan terpenting: Dalam menulis apapun, sangat penting untuk menjawab 3 pertanyaan terpenting ini: siapakah pembaca saya? Dalam kasus non-fiksi, kenapa ini relevan untuk saat ini? Dalam kasus fiksi, apa konflik dan resolusinya?

Penulis dianjurkan untuk membayangkan pembaca mereka sejelas mungkin. Seperti gendernya, orang perkotaan atau pedesaan, usianya, kesempatan untuk membacanya, hingga saluran untuk membacanya.

Kiran Manral

Menurut Manral, yang juga penulis novel, ada 6 tips jika Anda ingin menjadi penulis yang baik.

Pertama, membaca. Menulis harus dimulai dengan membaca. Baca semua yang Anda bisa. Bacalah seribu halaman untuk menulis satu halaman yang benar.

Membaca tulisan yang baik adalah untuk belajar darinya, sementara tulisan yang buruk untuk mempelajari yang tidak boleh dilakukan.

Bacalah buku yang mampu “berbicara” kepada Anda, ketimbang buku yang dibicarakan banyak orang.

Kedua, latihan. Semuanya membutuhkan latihan. Seniman, atlet, ahli bedah, butuh latihan. Hal yang sama berlaku untuk menulis.

Malcolm Gladwell mengatakan, tulislah setiap hari tidak peduli berapapun, 500 kata atau 50 kata, tulislah.

Ketiga, draf pertama Anda adalah sampah. Jadi, pada sekitar draf kesepuluh-lah tulisan Anda baru mulai dipoles. Bahkan, 99% tulisan itu adalah tentang menulis ulang.

Jadi, bersiaplah untuk menulis ulang, mengerjakan ulang, memoles sekian kali hingga Anda tidak dapat menemukan kesalahan lagi.

Keempat, perhatikan ritme kalimat. Variasikan kecepatannya. Kalimat pendek, kalimat panjang, beberapa kata. Bacalah apa yang telah Anda tulis dengan lantang untuk melihat bunyinya. Jika Anda menemui kesulitan dalam membacanya, Anda perlu mencari cara agar lebih nyaman dibaca.

Kelima, tulisan terberat adalah yang mudah dibaca. Beberapa penulis terbaik menulis dengan cara yang sangat sederhana.

Boleh saja gunakan bahasa yang indah, tata bahasa yang sempurna, tapi jangan membuat pembaca bersusah payah membacanya. Kata-kata perlu mengalir sehingga pembaca pun dibuat mudah.

Keenam, bersenang-senanglah. Sebab, menulis harus menyenangkan. Jika Anda tidak menikmati proses menulis, pembaca pun tidak akan senang membacanya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...