Alpukat, Emas Hijau di Kolombia yang Menggusur Perkebunan Kopi

Pertanian kopi adalah urat nadi perekonomian warga Kolombia

Di Kolombia, tanaman alpukat hass telah menggusur kebon kopi yang tersebar di banyak wilayah pedesaan.

Para pakar lingkungan mengingatkan hal tersebut memiliki konsekuensi bagi satwa liar di wilayah setempat.

Pertanian kopi adalah urat nadi perekonomian warga Kolombia dalam beberapa generasi, sampai cuaca ekstrem akibat perubahan iklim melanda negara itu.

Dikutip dari Al Jazeera, keluarga Riobardo Zapata telah menggeluti pertanian kopi selama beberapa generasi hingga akhirnya industri kopi di wilayahnya seakan bubar.

Harga pasar kopi tidak stabil, sementara mereka harus bertahan hidup dalam situasi perkebunan kopi yang semakin memburuk. Baca juga >>

“Saya harus mengambil uang dari bank sepanjang waktu. Saya tidak mampu membeli makanan atau kebutuhan dasar,” kata Zapata.

Tujuh tahun yang lalu, ledakan “emas hijau” alias alpukat melanda negara di Amerika Selatan itu, didorong tingginya permintaan dan harga yang baik.

Ledakan itu mengubah sejumlah daerah di sekitar pegunungan Andes yang diselimuti hutan itu, menjadi pertanian alpukat. Kebun alpukat terbentang sejauh mata memandang.

Zapata termasuk di antara orang Kolombia yang meninggalkan perkebunan kopi karena tergiur “emas hijau”.

“Sepanjang hidup saya, keluarga saya, kakek-nenek saya, orang tua saya, semua menanam kopi,” kata dia.

“Tapi sekarang, kopi menghilang dan alpukat menggantikannya.”

Alpukat akhirnya bisa lebih mensejahterakan keluarga Zapata.

Namun para ilmuwan memperingatkan, budidaya buah-buahan yang berlebihan dapat menimbulkan ancaman lingkungan di wilayah yang secara biologis paling beragam di dunia itu.

Ekspansi alpukat di Kolombia dimulai sejak tahun 2014, ketika petani mengekspor 1.408 ton alpukat hass.

Industri ini kemudian dan mencapai rekor tertinggi hingga 544.933 ton pada tahun 2020. Alpukat tersebut diekspor ke Amerika Serikat, Eropa dan Asia.

Saat ini, Kolombia merupakan pengekspor alpukat terbesar ketiga di dunia dan pengekspor terbesar ke Eropa.

Diakui, “emas hijau” telah mengubah perekonomian petani di pedesaan Kolombia. Baca juga >>

Tapi pertumbuhan perkebunan alpukat yang tidak diatur, dikhawatirkan berakibat kerusakan lingkungan.

Di wilayah yang iklimnya tidak ideal alpukat membutuhkan lebih banyak sumber daya seperti air. Itu akan mempengaruhi lingkungan dan spesies lain.

Saat alpukat berkembang lebih jauh dari lingkungan alaminya, di mana ia biasanya tumbuh, petani harus menggunakan lebih banyak air dan bahan kimia untuk mengendalikan hama.

Hal ini tentu saja akan merusak lingkungan dalam jangka panjang.

#alpukat #kolombia #kopi

Baca Lainnya
Komentar
Loading...