Akhirnya, Bank Sentral Amerika Bakal Keluarkan Uang Digital

Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, pada akhirnya bank-bank sentral di dunia bakal mengeluarkan uang digital. Sebelumnya, sejumlah negara seperti China dan Amerika, mengkhawatirkan mata uang kripto bisa menggoyahkan sistem keuangan dunia.

Gubernur Fed Lael Brainard pada bulan Mei lalu menyatakan, baik rumah tangga maupun bisnis dapat dirugikan oleh sistem pembayaran yang terfragmentasi dan menampilkan terlalu banyak stablecoin.

Oleh karena itu, Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell setuju jika Bank Sentral Amerika itu mengeluarkan uang digital. Menurutnya, uang digital AS bisa menjadi alternatif dalam sistem pembayaran. Mengingat, stablecoin pun yang merupakan uang kripto mematok nilainya pada dolar AS.

Mengutip Reuters, dalam Kongres The Fed yang dilakukan Rabu (14/7), Jerome Powell sepakat bahwa uang digital AS bisa menjadi alternatif yang lebih layak dalam sistem pembayaran ketimbang mata uang kripto (cryptocurrency) ataupun stablecoin. Baca juga >>

Dirinya berkeyakinan mata uang digital The Fed nanti bakal menekan kebutuhan masyarakat terhadap uang kripto.

“Anda tidak memerlukan stablecoin dan cryptocurrency jika Anda memiliki mata uang digital AS,” kata Powell dalam Kongres di hadapan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Dia mengatakan, pejabat The Fed akan secara luas mengkaji ekosistem pembayaran digital dalam makalah dan diskusi yang akan dirilis awal bulan September tahun ini.

Menurutnya, hal ini adalah langkah kunci untuk mempercepat upaya bank sentral tersebut menentukan apakah harus mengeluarkan Mata Uang Digital Bank Sentral (Central Bank Digital Currencies/CBDC).

Sejak awal, Powell mengaku skeptis bahwa aset kripto akan bisa menjadi alat pembayaran utama di Amerika. Tapi untuk stablecoin diprediksi masih mendapat lebih banyak perhatian atau daya tarik.

Hanya saja, kata dia, masih banyak regulasi yang diperlukan untuk stablecoin bisa mengambil peran besar dalam sistem keuangan. Baca juga >>

“Kami memiliki kerangka peraturan yang cukup kuat seputar simpanan bank atau dana pasar uang. Tapi tidak ada untuk stablecoin,” ujarnya.

Saat ini, para pejabat The Fed sendiri tengah menghadapi perdebatan sengit untuk memastikan apakah alat pembayaran versi dolar digital benar-benar dibutuhkan. Beberapa di antaranya mengatakan tidak diperlukan.

Hal yang sama juga tengah dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB) yang sedang mengembangkan desain CBDC serta mencari jawaban tentang dampaknya terhadap kebijakan moneter, stabilitas keuangan dan risiko aktivitas terlarang seperti pencucian uang.

Pada 2020 Bahama sudah meluncurkan CBDC pertama bernama Dolar Pasir. Bank Rakyat China (PBoC) juga telah menerapkan yuan digital sejak tahun 2014 dan menjadi salah satu program paling maju di dunia.

Apakah mata uang digital akan menjadi masa depan sistem pembayaran di belahan dunia? Bagaimana dengan Bank Indonesia? Kita tunggu saja.

#banksentral #kriptp #uangdigital

Baca Lainnya
Komentar
Loading...