Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi akhlak, termasuk ketika menempati rumah baru. Pindah ke rumah baru kerap terjadi karena berbagai alasan. Rumah baru bisa berarti rumah yang baru dibangun kemudian akan ditinggali, ataupun rumah yang akan ditempati meskipun sudah lama dibangun dan sebelumnya ditinggali orang lain.
Setiap orang tentu ketika menempati rumah baru berharap kebaikan, kedamaian, kenyamanan dan kerukunan penghuni di dalamnya serta keberkahan dari Allah Swt. Lalu bagaimana agar harapan itu bisa terwujud?
Pertama, bersyukur kepada Allah Swt
Bersyukur bisa menempati rumah, diizinkan untuk tinggal dan menempati rumah yang menjadi tempat berlindung dari terik panas dan basah karena hujan. Bersyukur atas rezeki dan anugerah berupa rumah. Tempat merajut cinta bersama pasangan dan proses tumbuh kembang anak tercinta. Bersyukur juga berarti tidak mudah mengeluh dan selalu evaluasi diri sehingga jadi lebih baik setiap hari.
Kedua, menggunakan rumah untuk ketaatan dan kebaikan
Bersyukur kepada Allah bisa dilihat dari bagaimana cara kita memanfaatkan rumah. Apakah kita mengisi aktivitas di dalam rumah itu untuk menjalankan ketaatan atau justru kemaksiatan dan kedurhakaan. Dengan begitu penghuni yang hidup di dalamnya punya komitmen untuk menjalankan kewajiban seperti ritual ibadah, maupun kewajiban sesuai perannya masing-masing. Baik itu sebagai orang tua, suami, istri, anak ataupun tetangga dan warga negara. Terlebih lagi jika rumah tersebut digunakan untuk aktivitas yang bermanfaat dan bernilai bagi sesama.
Ketiga, berbuat baik kepada tetangga
Rumah tidak bisa terlepas dari tetangga yang ada di sekitarnya. Sebagai penghuni baru yang tinggal di lingkungan baru sudah seyogyanya mengenali lingkungan sekitar. Tidak mengganggu tetangga terlebih menyakitinya. Berbuat baik kepada tetangga misalnya dengan memberikan sebagian makanan yang dimasak. Karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita secara teritorial, sudah sepatutnya terjalin hubungan yang baik.