9 Tangga Akhlak Warisan Kiai Sholeh Darat

Selain juga mendalami ilmu teologi (akidah), tafsir, fikih serta sirah al-Nabawiyyah

Kiai Sholeh Darat merupakan ulama Jawa ternama pada abad ke-19, ia menaruh minat yang kuat pada ajaran tasawuf. Selain juga mendalami ilmu teologi (akidah), tafsir, fikih serta sirah al-Nabawiyyah.

Warisan Kiai Sholeh Darat dalam bidang tasawuf salah satunya ajaran tentang 9 tangga (al-maqamat) menuju akhlak paripurna yang harus dijalani seorang sufi atau salik untuk mendapat muqarabah dan mahabbah kepada Allah, sebagaimana dikutip dari arikel Zainul Milal Bizawie pada Jurnal “Heritage of Nusantara”, 2017 yaitu:

Pertama, Taubah

Yakni dengan menyesali dan tidak lagi melakukan dosa atau kemaksiatan yang sama. Pertaubatan seperti ini disebut dengan taubat nasuha, yang didasari tiga prinsip: taubat hanya karena Allah, meninggalkan perbuatan dosa, dan memiliki komitmen untuk bertaubat selamanya.

“Nejo tinggal duso selawase umure ingkang akan teko, lan ora pisan-pisan nejo akan ngelakoni maksiat”.

Kedua, Qana’ah

Menerima apa adanya. Artinya, menerima rezeki dengan gembira, tidak peduli seberapa besar atau kecil (Nrimo kelawan sekedik sangking peparing). Kemudian tidak berharap pada sesuatu yang tidak ada dan kecukupan untuk apa yang tersedia (Ora ngarep-ngarep barang kang ora ono lan ngalap cukup barang kang maujud).

Ketiga, Zuhud

Menjauhi kemewahan dunia. Zuhud memperkuat sifat qana‘ah agar seorang salik tidak jatuh dalam belenggu kemewahan dan harta benda yang membuat lalai dengan Tuhan. Zuhud diartikan sebagai “Sepine kumanthil kanthile ati kelawan arto”.

Keempat, Ta’allum al-‘ilma

Menuntut ilmu. Belajar adalah kewajiban setiap orang, laki-laki dan perempuan. Segala amal ibadah tidak akan ada artinya tanpa ilmu.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...