8 Euro Yang Membersihkan dan Menyucikan
Buruh migran saja, pendapatan sehari-harinya minimal 50 – 80 Uero
AMSTERDAM – Zakat itu membersihkan. Membersihkan hati kita dari ketamakan, zakat itu mensucikan. Menyucikan harta kita dari keharaman. Haram karena hak mustahik yang kita makan. Haram karena kewajiban kita sebagai muzakki yang tidak ditunaikan. Berzakatlah karena zakat akan memberikan ketenangan bagi yang memberi dan menerimanya.
Berzakat di bulan Ramadhan ini semakin simpel dan sederhana. Semua dipermudah dengan berbagai fasilitas gerai, unit, dan cara menunaikannya. Bisa dengan langsung menyerahkan ke panitia zakat yang telah diamanahkan dalam bentuk fitrah atau harta. Bisa dengan menyerahkannya kepada lembaga-lembaga terpercaya yang mampu mendistribusikan zakat kepada penerimanya. Bisa melalui transfer bank, akun, EDC dan lain sebagainya sesuai dengan kemajuan teknologi dan perbankan sekarang ini.
Inilah yang disebut jenis ibadah maaliyah. Jenis ibadah yang mengorbankan harta kekayaan dan benda. Jika ibadah mengorbankan fisik namanya ibadah jasadiyah seperti shalat, puasa, dan manasik haji. Jika ibadah dengan qalbu dan lisan namanya ibadah qalbiyah seperti berdzikr dan bershalawat.
Zakat fitrah mengeluarkan harta berupa makanan pokok. Zakat maal mengeluarkan harta berupa kekayaan, investasi, profit, dan bisnis. Berzakatnya adalah kewajiban. Pendistribusian zakatnya akan membahagiakan.
Pengelolaan zakat di PPME al-Ikhlash Amsterdam merupakan salah satu program penting yang sudah bertahun-tahun dilakukan oleh Panitia Ramadhan dari mulai awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Besaran zakat fitrah ditetapkan sebesar 8 Euro per orang. Tidak ada perbedaan dengan besaran seperti tahun lalu pada Ramadhan 1439 H. Biasanya seperti tahun-tahun yang sudah, setiap orang yang membayarkan zakatnya akan digenapkan menjadi 10 Euro, agar tidak merepotkan panitia mencari uang kembalian.
“Sebenarnya bagi diaspora Indonesia di sini, baik buruh migran atau pun ekspatriat, besaran zakat 8 – 10 Uero itu terlalu kecil. Karena jika dibandingkan dengan pendapatan sehari-harinya, 10 Euro itu hanya senilai 1 jam kerja saja. Rata-rata mereka bekerja sehari antara 5 sampai 8 jam. Artinya bagi buruh migran saja, pendapatan sehari-harinya minimal 50 – 80 Uero. Jika dikonversikan besaran zakat ke dalam rupiah, 10 Euro sama dengan senilai 160 ribu rupiah. Kurang lebih. Enteng banget,” kata Agus Acoy, salah satu buruh migran asal Tanjung Priok Jakarta Utara.