74 Persen Orang Prioritaskan Kebahagiaan Ketimbang Uang
Kebahagiaan bukan di luar sana, tapi sesuatu yang diciptakan di dalam diri
Kebahagiaan bukan di luar sana, tapi sesuatu yang diciptakan di dalam diri.
Filsuf Amerika Henry David Thoreau mengatakan, “Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu. Semakin Anda mengejarnya, semakin dia menjauh. Tapi jika Anda mengalihkan perhatian pada hal lain, ia akan datang sendiri dan hinggap dengan lembut di bahu Anda.”
Di masa pandemi Covid-19, ternyata banyak orang belajar tentang diri mereka sendiri. Mereka menghitung ulang prioritas. Menyadari, apa yang benar-benar penting untuk dilakukan dan tidak. Bahkan hal-hal kecil, kini menjadi menarik dan bermanfaat.
Dengan begitu, bukankah sejatinya mereka tengah menyempurnakan pengertian mereka tentang kebahagiaan?
Lockdown dan social distancing telah mengingatkan banyak orang, bahwa kebahagiaan sering kali menyelinap melalui pintu, yang tidak kita sadari, telah kita biarkan terbuka.
Dalam sebuah kesempatan, Rodger Dean Duncan, penulis buku populer di Amerika “CHANGE-friendly LEADERSHIP: How to Transform Good Intentions into Great Performance”, mewawancara Lord Richard Layard, direktur program Center for Economic Performance di London School of Economics.
Layard dianggap oleh Duncan tahu banyak tentang kebahagiaan. Setidaknya karena ia merupakan co-editor dari Laporan ‘Kebahagiaan Dunia’ dan kontributor untuk penelitian terkemuka lainnya tentang ‘kebahagiaan’.
Duncan menanyakan pada Layard tentang bagaimana pendapat ia terhadap orang-orang-orang yang memandang bahwa kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan kekuatan masyarakat?