7 Cara Menanamkan Nasionalisme pada Anak

Orang tua sebagai figur teladan bagi buah hatinya mengemban peran strategis

Menanamkan nasionalisme pada anak-anak memiliki tantangan tersendiri. Orang tua sebagai figur teladan (role model) bagi buah hatinya mengemban peran strategis dalam menumbuhkan kecintaan pada tanah airnya. Lalu apa saja yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam menanamkan nasionalisme tersebut.

1. Memperkenalkan bahwa Allah sang Maha Pencipta menganugerahi Indonesia dengan ragam budaya, adat istiadat, serta bahasa dan kearifan lokal kepada Indonesia. Hal ini patut disyukuri dan menjadi modal dasar (basic belief) bahwa keanekaragaman adalah keniscayaan dari Yang Maha Kuasa.

2. Menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan dan tokoh bangsa yang bahu membahu mewujudkan kemerdekaan RI. Cerita bagi anak adalah sesuatu yang menarik dan mudah melekat di jiwanya. Lewat kisah kepahlawanan dan pengorbanan dari ulama, ksatria hingga santri dan jerih payah rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan dan ketidakadilan. Bagaimana agar anak bisa menghayati para tokoh yang amat mencintai tanah air dan bangsanya. Namun cerita yang disesuaikan dengan umurnya sehingga tepat sasaran.

3. Memperkenalkan kayanya ragam budaya Indonesia. Anak bisa sejak dini mengetahui aneka jenis adat istiadat dan warisan budaya Nusantara dari berbagai suku bangsa mulai dari pakaian, kesenian, senjata khas, kuliner, rumah adat, lagu, bahasa daerah, permainan tradisional, hingga cerita rakyat dsb. Anak juga bisa diajak melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia (traveling) melihat kondisi sosial geografis yang berbeda antar daerah satu dan lainnya, atau sekedar melihat anjungan daerah di Taman Mini Indonesia Indah.

4. Mengajak anak membaca buku-buku sejarah Indonesia dan membawanya berwisata ke museum bisa jadi pilihan yang efektif dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada anak. Anak bisa melihat secara langsung peninggalan atau gambaran masa lalu serta mengembangkan rasa ingin tahunya yang lebih mendalam tentang nusantara bahkan dunia. Bagaimana anak bisa lebih bersyukur diamanahi negeri yang aman dan damai dengan kekayaan alam yang luar biasa jika dibandingkan negeri lainnya.

5. Keanekaragaman yang ada di Indonesia mesti dipahami oleh anak sebagai bentuk kekayaan dan anugerah dari Allah. Anak mesti memandang persatuan Indonesia adalah yang utama di tengah perbedaan dan heterogenitas. Anak dididik sejak dini agar bisa menghargai dan menghormati perbedaan budaya, suku, warna kulit, bahasa, agama, dan lain sebagainya. Anak harus bisa melihat keanekaragaman sebagai ciptaan Allah swt yang harus disyukuri dan dirawat keharmonisannya.

6. Keteladanan masih menjadi kata kunci dalam menanamkan nasionalisme pada anak. Sehingga keluarga dan lingkungan sekitarnya secara kolektif mesti terlebih dahulu mempraktekkan kecintaan pada tanah air dan bangsanya. Karakteristik bangsa yang dibangun atas dasar kearifan lokal dan nasional yang tidak bertentangan dengan nilai agama juga seyogyanya bisa diteladankan dan dibudayakan sejak dini pada anak. Nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, tepo seliro dan tradisi yang khas Indonesia seperti selametan dan maulidan bisa memperkuat jati diri bangsa. Tidak cukup hanya mengandalkan institusi pendidikan, sebab nasionalisme mesti ditumbuh kembangkan oleh setiap elemen bangsa mulai dari individu, komunitas, swasta, pemerintah hingga berbagai lembaga dan institusi.

7. Mengajak anak untuk menghargai dan mencintai produk dan karya asli anak negeri. Anak bisa dicontohkan untuk menggunakan produk-produk dalam negeri. Serta didorong untuk suatu saat menciptakan kreasi dan inovasi berupa produk unggul yang tidak kalah dari produk luaran. Sudah saatnya anak-anak kita digenjot untuk mencintai negerinya sebagai bekal masa depan Indonesia yang maju dan gemilang serta dalam ridha Allah swt. Wallahu a’lam bisshawab.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...