4 Poin Pernyataan Bersama PBNU dan PP Muhammadiyah Sita Perhatian Publik

Kedua Ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut membincangkan situasi terkini

Jakarta – Rabu (31/10), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta bertemu di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Kedua Ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut membincangkan situasi terkini, terutama sepakat meneguhkan kembali Pancasila sebagai bentuk dan sistem kenegaraan yang Islami.

Prof. H. Muhammad Haedar Nasir menyatakan dalam konferensi persnya bahwa pertemuan itu dalam rangka membangun ta’awun dan kerjasama yang lebih aktif lagi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam tertua dan termasuk pendiri bangsa.

“Semangat kita adalah semangat maju bersama saling berbagi. Kita juga ingin ada suasana kondusif. Jadi itulah semangat kami tadi bersilaturahmi,” ungkap Ketum PP Muhammadiyah tersebut.

Kepada wartawan di tempat yang sama Prof. KH. Said Aqil Siraj membeberkan, “Bahkan saya baca kalau tidak salah ada rencana tahun 2024 harus sudah ada khilafah di ASEAN ini, termasuk Indonesia. Mudah-mudahan mimpi itu tidak terjadi, tidak akan terlaksana berkat adanya NU dan Muhammadiyah.”

“Jati diri kita adalah umat yang ramah, toleran, pemaaf, menjaga persaudaraan, mementingan kebersamaan, mementingkan persamaan bukan perbedaan. Kok ada sebagian saudara kita jadi beringas, keras, radikal. Ini sama sekali tidak menunjukkan jati diri bangsa Indonesia,” Ketum PBNU itu melanjutkan konferensi persnya.

Menurut beliau, selama ini sering ada gesekan antara umat Islam akibat suatu kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Namun semua itu mudah diredam dan cepat selesai. Tidak seperti di Timur Tengah terjadi perang saudara selama puluhan tahun.

“Kita bersyukur Indonesia tidak mengalami kondisi demikian,” ujar tokoh muslim yang dinobatkan sebagai salah satu dari 50 tokoh yang paling berpengaruh di dunia.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...