Tahun ini, 2020, menunjukkan betapa keberadaan media sosial (medsos) amat penting bagi pengembangan sebuah merek dan produk bisnis. Terlebih, ketika pandemi Covid-19 berlangsung begitu panjang.
Orang-orang terpaksa banyak tinggal di dalam rumah. Tidak seperti pada kondisi normal, ketika mereka biasa jalan-jalan keluar untuk berbelanja atau makan-makan.
Kondisi ini membuat banyak waktu yang dihabiskan orang untuk terus online di platform media sosial. Makanya, penggunaan medsos pun meningkat tajam.
Tahun ini, perusahaan-perusahaan yang berani lebih awal berinvestasi dalam menggunakan strategi media sosial yang tepat, mulai memetik hasil. Mereka mendapatkan banyak followers dan berhasil meningkatkan penjualan.
Tapi, bagi perusahaan atau bisnis yang belum mulai memanfaatkan medsos atau belum optimal, kesempatan masih ada di tahun 2021.
“Mereka masih punya waktu untuk melakukannya dengan benar pada 2021,” menurut pakar pemasaran digital Paul James dan Nafez Husseini, sebagaimana dikutip Entrepreneur. Bagaimana langkahnya?
1. Memanfaatkan Perdagangan Sosial (Social Commerce)
Jika dulu orang-orang harus repot mengunjungi toko online atau situs web e-commerce untuk membeli suatu produk. Sekarang, mereka cukup dengan melihat-lihat produk yang mereka inginkan di platform media sosial seperti di Instagram, menelitinya, lalu menyelesaikan proses pembayaran. Semua bisa dilakukan di platform medsos tanpa harus meninggalkannya.
“Kebanyakan orang, menghabiskan cukup banyak waktu untuk belanja online karena berdiam diri di rumah hampir sepanjang tahun. Ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakan social commerce, karena orang dapat berbelanja dengan mudah di Facebook atau Instagram,” kata Husseini, pakar pemasaran digital.
Sementara, menurut James, yang lama bergelut di dunia pemasaran digital, social commerce sangat cocok karena prosesnya yang cepat dan memudahkan pembeli.
“Social commerce berlangsung cepat karena seluruh transaksi terjadi di media sosial. Ini lebih meningkatkan peluang seseorang membeli produk Anda ketimbang mereka melihat iklannya, lalu membuka situs web-nya, menambahkan ke keranjang, mengisi sejumlah form, hingga akhirnya membeli. Semakin banyak step, semakin mudah bagi mereka menghentikan proses pembelian,” jelasnya.
2. Menggunakan Iklan Bertarget
Menurut James, penggunaan iklan bertarget di media sosial harus menjadi prioritas dari semua strategi penjualan di media sosial.
“Tempatkan iklan bertarget di media sosial berdasarkan demografi yang berbeda, seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan lokasi. Ketimbang menggunakan iklan umum, Anda dapat menyesuaikan iklan tersebut sehingga mahasiswa akan melihat iklan yang berkaitan dengan kehidupan kampus, sementara ibu-ibu muda akan melihat produk bayi,” jelas dia.
Husseini menambahkan, sebuah merek dapat memanfaatkan data pengguna untuk secara tepat menarget audiens yang mereka inginkan.
Misalnya, remaja akan menggunakan TikTok, sementara ibu-ibu dan bapak-bapak kemungkinan besar akan menggunakan Facebook.
“Iklan bertarget di medsos membantu Anda menjalankan pemasaran yang sukses karena setiap pengguna melihat iklan yang relevan,” katanya.
3. Menggunakan Pemasaran Lewat Konten Video
Video berkembang pesat di media sosial. Dari platform video murni seperti TikTok dan YouTube hingga platform lain seperti Instagram dan Facebook yang juga menggunakan video untuk menyampaikan pesan.
Pemasaran dengan video diperlukan untuk strategi pemasaran media sosial yang baik.
“Setelah menjadi YouTuber beberapa tahun terakhir, saya melihat secara langsung manfaat menggunakan video untuk mengiklankan produk,” jelas James.
“Lebih mudah membicarakan produk serta menunjukkan pentingnya produk tersebut lewat video,” katanya.
Di samping itu, pemasaran video juga tidak terbatas pada YouTube, tapi pada beberapa platform media sosial lain.
“Video pendek yang menarik di media sosial sering menjadi viral. Video dapat memiliki jangkauan yang lebih luas serta keterlibatan yang tinggi, menghasilkan rasio konversi yang lebih tinggi serta pendapatan yang meningkat,” tutup James.